Analysis of information sources in references of the Wikipedia article "Katolik" in Indonesian language version.
Berbagai macam sekte Protestan tidak dapat merupakan satu gereja karena tidak saling bersekutu...tiap-tiap gereja Protestan, baik Metodis maupun Baptis, atau gereja Protestan apa saja, berada dalam persekutuan paripurna dengan dirinya sendiri di mana saja berada, sama seperti Gereja Katolik Roma, dan oleh karena itulah Gereja Katolik Roma tidak lebih istimewa maupun lebih unggul selain dalam hal angka. Lebih jauh lagi, oleh karena itu pula terang-benderang bahwa Gereja Roma tidak lebih Katolik dari segi apa pun dibanding sebuah gereja Metodis atau sebuah gereja Baptis.
Bagi orang-orang yang "terbilang warga Gereja," istilah Katolik Metodis, atau Katolik Presbiterian, atau Katolik Baptis, adalah istilah-istilah yang sama wajarnya dengan istilah Katolik Roma. Istilah itu cuma berarti himpunan umat Kristen di seluruh dunia penganut pandangan agama yang sama dengan mereka, dan menerima format-format gerejawi yang sama pula.
Ketika para pengikut Martin Luther menjelaskan Pengakuan Iman Augsburg di hadapan Kaisar Karl V pada tahun 1530, mereka menunjukkan dengan cermat bahwa tiap-tiap butir iman dan amalan di dalamnya pertama-tama benar menurut Kitab Suci, dan selanjutnya juga benar menurut ajaran bapa-bapa Gereja, konsili-konsili, bahkan hukum kanon Gereja Roma. Mereka dengan berani menyatakan bahwa “inilah ikhtisar ajaran kami, yang jelas-jelas tidak menyimpang sedikitpun dari Kitab Suci, atau dari Gereja Katolik, atau dari Gereja Roma, sejauh yang dapat diketahui dari para penyusunnya” (AC XXI Penutup 1). Dalil yang melandasi Pengakuan Iman Augsburg adalah keyakinan bahwa iman yang dianut Martin Luther beserta pengikut-pengikutnya bukanlah iman yang baru, melainkan iman katolik yang sejati, dan bahwasanya gereja-gereja mereka merupakan gereja katolik atau gereja semesta yang sejati. Bahkan sesungguhnya, Gereja Romalah yang sudah menyimpang dari iman purwa dan amalan Gereja Katolik (baca AC XXIII 13, XXVIII 72 dan bagian-bagian lain).
Ketika para pengikut Martin Luther menjelaskan Pengakuan Iman Augsburg di hadapan Kaisar Karl V pada tahun 1530, mereka menunjukkan dengan cermat bahwa tiap-tiap butir iman dan amalan di dalamnya pertama-tama benar menurut Kitab Suci, dan selanjutnya juga benar menurut ajaran bapa-bapa Gereja, konsili-konsili, bahkan hukum kanon Gereja Roma. Mereka dengan berani menyatakan bahwa “inilah ikhtisar ajaran kami, yang jelas-jelas tidak menyimpang sedikitpun dari Kitab Suci, atau dari Gereja Katolik, atau dari Gereja Roma, sejauh yang dapat diketahui dari para penyusunnya” (AC XXI Penutup 1). Dalil yang melandasi Pengakuan Iman Augsburg adalah keyakinan bahwa iman yang dianut Martin Luther beserta pengikut-pengikutnya bukanlah iman yang baru, melainkan iman katolik yang sejati, dan bahwasanya gereja-gereja mereka merupakan gereja katolik atau gereja semesta yang sejati. Bahkan sesungguhnya, Gereja Romalah yang sudah menyimpang dari iman purwa dan amalan Gereja Katolik (baca AC XXIII 13, XXVIII 72 dan bagian-bagian lain).