Handoko, Wuri (2017), hlm. 179."Loloda adalah sebuah nama kerajaan di wilayah Maluku Utara, terletak di sebuah tanjung di Pulau Halmahera bagian barat dan bagian utara. Kerajaan ini dianggap sebagai kerajaan yang sudah berdiri sejak abad 13, sebagai bekas kerajaan pertama, tertua, dan terbesar di kawasan laut dan kepulauan Maluku bagian utara. Dalam beberapa sumber asing dan lokal, setelah abad 17 kerajaan ini sudah hilang, sehingga sudah sangat jarang disebut-sebut dalam banyak referensi sejarah" Handoko, Wuri (2017). "Kerajaan Loloda: Melacak Jejak Arkeologi Dan Sejarah". Kapata Arkeologi. 13 (02): 179—194. ISSN2503-0876.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
lipi.go.id
jmi.ipsk.lipi.go.id
Rahman, Abd. (2018), hlm. 37"Maluku Utara, di mana Loloda berada adalah sebuah propinsi di Indonesia yang terkenal sebagai daerah seribu pulau dan daerah kepulauan rempah-rempah (the spices islands) dengan berbagai suku bangsa yang ada di sana. Baik suku bangsa asli, suku bangsa migran lokal, suku bangsa migran nasional, maupun suku bangsa keturunan asing (terutama Arab dan Cina). Maluku Utara kini terdiri dari 12 Kabupaten/Kota. Empat di antaranya yang sudah sangat terkenal
sejak jaman Portugis hingga pasca peroklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Selain sebagai suku bangsa dan bahasa, keempatnya adalah bekas kerajaan Islam kuno utama yang pernah ada dalam sejarah dunia Maluku. Keempatnya dikenal sebagai penghasil rempah pala dan cengkih utama di Kawasan laut dan kepulauan Maluku. Namun siapa mengira bahwa Loloda juga termasuk salah satu dari lima kerajaan utama di Kawasan rempah itu bahkan jauh lebih tua dibandingkan empat kerajaan yang disebutkan sebelumnya. Dari kelima kerajaan itu, keempatnya sudah berotonomi sendiri sebagai daerah kabupaten dan kota sebagaimana yang terlihat sekarang ini. Dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia Ternate adalah ibukota administratif bekas kerajaan/kesultanan Ternate, Tidore adalah ibukota bekas kerajaan Tidore, Bacan adalah bekas kerajaan Makian yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan yang beribukota di Labuha, dan Jailolo adalah bekas kerajaan Moti, yang kemudian berpindah ke daratan Halmahera
bagian utara yang bernama Jailolo kini menjadi ibukota Kabupaten Halmahera Barat. Tetapi berbeda dengan Loloda yang merupakan bekas kerajaan tertua di Maluku Utara" Rahman, Abd. (2018). "Warisan Kolonial dan Marginalisasi Orang Loloda di Pantai Barat Halmahera". Masyarakat Indonesia. 44 (02): 36–47. ISSN2502-5694.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
neliti.com
Junaidi, Muhammad (2009), hlm. 231—232"Perjanjian Moti sangat sarat dengan kepentingan politis dari masing-masing kerajaan di Moloku Kie Raha. Pertemuan yang diadakan dengan mengundang raja-raja untuk membicarakan satu bentuk struktur pemerintahan yang seragam, menjadi sebuah pelimpahan wewenang kekuasaan dari masing-masing kerajaan. Hal itu terbukti kerajaan lain seperti kerajaan Loloda dan Morotai (Moro). Dalam versi sejarah lisan dijelaskan bahwa keterlambatan raja Loloda dalam pertemuan para raja di Moti menyebabkan "dihukum" statusnya diturunkan menjadi Sangaji" Junaidi, Muhammad (2009). "Sejarah Konflik dan Perdamaian Di Maluku Utara". Academica. 1 (02): 222—247.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Handoko, Wuri (2017), hlm. 179."Loloda adalah sebuah nama kerajaan di wilayah Maluku Utara, terletak di sebuah tanjung di Pulau Halmahera bagian barat dan bagian utara. Kerajaan ini dianggap sebagai kerajaan yang sudah berdiri sejak abad 13, sebagai bekas kerajaan pertama, tertua, dan terbesar di kawasan laut dan kepulauan Maluku bagian utara. Dalam beberapa sumber asing dan lokal, setelah abad 17 kerajaan ini sudah hilang, sehingga sudah sangat jarang disebut-sebut dalam banyak referensi sejarah" Handoko, Wuri (2017). "Kerajaan Loloda: Melacak Jejak Arkeologi Dan Sejarah". Kapata Arkeologi. 13 (02): 179—194. ISSN2503-0876.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Rahman, Abd. (2018), hlm. 37"Maluku Utara, di mana Loloda berada adalah sebuah propinsi di Indonesia yang terkenal sebagai daerah seribu pulau dan daerah kepulauan rempah-rempah (the spices islands) dengan berbagai suku bangsa yang ada di sana. Baik suku bangsa asli, suku bangsa migran lokal, suku bangsa migran nasional, maupun suku bangsa keturunan asing (terutama Arab dan Cina). Maluku Utara kini terdiri dari 12 Kabupaten/Kota. Empat di antaranya yang sudah sangat terkenal
sejak jaman Portugis hingga pasca peroklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Selain sebagai suku bangsa dan bahasa, keempatnya adalah bekas kerajaan Islam kuno utama yang pernah ada dalam sejarah dunia Maluku. Keempatnya dikenal sebagai penghasil rempah pala dan cengkih utama di Kawasan laut dan kepulauan Maluku. Namun siapa mengira bahwa Loloda juga termasuk salah satu dari lima kerajaan utama di Kawasan rempah itu bahkan jauh lebih tua dibandingkan empat kerajaan yang disebutkan sebelumnya. Dari kelima kerajaan itu, keempatnya sudah berotonomi sendiri sebagai daerah kabupaten dan kota sebagaimana yang terlihat sekarang ini. Dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia Ternate adalah ibukota administratif bekas kerajaan/kesultanan Ternate, Tidore adalah ibukota bekas kerajaan Tidore, Bacan adalah bekas kerajaan Makian yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan yang beribukota di Labuha, dan Jailolo adalah bekas kerajaan Moti, yang kemudian berpindah ke daratan Halmahera
bagian utara yang bernama Jailolo kini menjadi ibukota Kabupaten Halmahera Barat. Tetapi berbeda dengan Loloda yang merupakan bekas kerajaan tertua di Maluku Utara" Rahman, Abd. (2018). "Warisan Kolonial dan Marginalisasi Orang Loloda di Pantai Barat Halmahera". Masyarakat Indonesia. 44 (02): 36–47. ISSN2502-5694.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)