Grant 1972, hlm. 3–4, 17, Fletcher 2008, hlm. 69, 74, 76, Jones 2006, hlm. xiii, Preston 2009, hlm. 22, Schiff 2011, hlm. 28 dan Burstein 2004, hlm. 11 memberi sebutan Kleopatra V Trifaina bagi permaisuri Ptolemaios XII Auletes, sementara Dodson & Hilton 2004, hlm. 268–269, 273 dan Roller 2010, hlm. 18 memberinya sebutan Kleopatra VI Trifaina, sebagai akibat dari kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer mengenai dua tokoh perempuan ini, yang mungkin saja adalah satu orang yang sama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Whitehorne 1994, hlm. 182, Kleopatra VI mungkin adalah salah seorang putri Ptolemaios XII yang disebut-sebut namanya pada tahun 58 SM sebagai penguasa Mesir bersama-sama dengan adiknya, Berenike IV (sewaktu Ptolemaios XII tinggal dalam pembuangan di Roma), sementara permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra V, mungkin wafat seawal-awalnya pada musim dingin tahun 69–68 SM, manakala namanya mulai hilang dari catatan-catatan sejarah. Roller 2010, hlm. 18–19 menduga bahwa permaisuri Ptolemaios XII, yang ia beri sebutan Kleopatra VI, hanya sekadar menghilang dari lingkungan istana selama satu dasawarsa setelah diusir dengan alasan yang tidak diketahui, dan akhirnya kembali untuk memerintah bersama-sama dengan putrinya, Berenike IV. Fletcher 2008, hlm. 76 menerangkan bahwa warga Aleksandria memakzulkan Ptolemaios XII dan menobatkan "putri paling besarnya, Berenike IV, dan sebagai penguasa pendamping, Kleopatra V Trifaina dipanggil pulang dari pembuangan setelah 10 tahun lamanya tersingkir dari lingkungan istana. Meskipun para sejarawan yang terkemudian menduga bahwa tentu ada putri-putri lain dari Ptolemaios XII Auletes sehingga menomorinya sebagai 'Kleopatra VI', tampaknya ia hanyalah Kleopatra V yang kembali ke lingkungan istana untuk untuk bertakhta menggantikan saudara sekaligus mantan suaminya, Ptolemaios XII Auletes." Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Preston, Diana (2009), Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World, New York: Walker and Company, ISBN9780802717382.Schiff, Stacy (2011), Cleopatra: A Life, UK: Random House, ISBN9780753539569.Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274.Dodson, Aidan; Hilton, Dyan (2004), The Complete Royal Families of Ancient Egypt, London: Thames & Hudson, ISBN9780500051283.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535. Whitehorne, John (1994), Cleopatras, London: Routledge, ISBN9780415058063Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.
Grant 1972, hlm. 5–6 mengemukakan bahwa Zaman Helenistik, yang bermula pada masa pemerintahan Aleksander Agung (336–323 SM), berakhir dengan kemangkatan Kleopatra pada tahun 30 SM. Michael Grant menegaskan bahwa bangsa Romawi menganggap bangsa Yunani Helenistik telah mengalami kemerosotan dan kehilangan kebesaran yang diwarisinya dari Zaman Yunani Klasik. Anggapan ini masih tetap lestari, bahkan muncul dalam karya-karya tulis historiografi modern. Sehubungan dengan Mesir Helenistik, Grant berpendapat bahwa "Kleopatra VII, dengan mengambil hikmah dari segala tindakan para leluhurnya kala itu, agaknya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Namun ia dan orang-orang sezamannya pada abad pertama SM dihadapkan pada permasalahan tersendiri yang berbeda dari permasalahan yang pernah dihadapi oleh para leluhurnya. Andaikata 'Zaman Helenistik' (yang sering kali kita anggap berakhir sekitar masa hidupnya) masih tetap bertahan, akankah ada zaman kejayaan Yunani jenis apa saja yang tetap bertahan, manakala bangsa Romawi sudah menjadi kekuatan yang dominan? Inilah pertanyaan yang senantiasa membebani pikiran Kleopatra. Namun sudah barang tentu ia sama sekali tidak menganggap bahwa zaman kebesaran Yunani sudah berakhir, dan berniat untuk berusaha semampunya untuk memastikan kelestariannya." Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Penjelasan menyeluruh mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung, dan sifatnya yang sangat khas Yunani Helenistik pada zaman wangsa Ptolemaios, bersama sebuah hasil survei mengenai bermacam-macam suku bangsa yang mendiaminya, dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 43–61.Validasi lebih lanjut mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 6. Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Keterangan lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 20, 256, catatan kaki 42. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Grant 1972, hlm. 3 berpendapat bahwa Kleopatra lahir pada akhir tahun 70 SM atau awal tahun 69 SM. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Keterangan dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 12–13. Pada tahun 1972, Michael Grant memperhitungkan bahwa 6.000 talenta, yakni jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh Ptolemaios XII demi mendapatkan gelar "kawan dan mitra rakyat Romawi" dari dua orang triwira, Pompeyus dan Yulius Kaisar, kira-kira setara nilainya dengan £7 juta atau 17 juta dolar Amerika Serikat, kurang lebih sama dengan jumlah keseluruhan penerimaan pajak Kerajaan Wangsa Ptolemaios selama setahun. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Informasi mengenai latar belakang politik dari tindakan aneksasi Romawi atas Siprus, yakni tindakan yang didasarkan atas keputusan Senat Romawi atas usulan Publius Klodius Pulker, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 13–14. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Informasi lebih lanjut mengenai Gayus Rabirius Postumus, si cukong Romawi, dan mengenai Pasukan Gabiniani yang ditempatkan Aulus Gabinianus di Mesir, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 18–19. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 88–92 dan Jones 2006, hlm. 31, 34–35.Fletcher 2008, hlm. 85–86 berpendapat bahwa peristiwa gerhana matahari sebagian, yang terjadi pada tanggal 7 Maret 51 SM, bertepatan dengan kemangkatan Ptolemaios XII sekaligus penobatan Kleopatra. Kemangkatan Ptolemaios XII sengaja dirahasiakan oleh Kleopatra, dan baru diberitahukan kepada Senat Republik Romawi berbulan-bulan kemudian dalam sebuah pesan yang mereka terima pada tanggal 30 Juni 51 SM.Meskipun demikian, Grant 1972, hlm. 30 mengklaim bahwa Senat sudah diberitahu perihal kemangkatan Ptolemaios XII pada tanggal 1 Agustus 51 SM. Michael Grant menduga Ptolemaios XII mungkin saja masih hidup selambat-lambatnya sampai dengan bulan Mei, sementara sebuah sumber Mesir mengungkapkan bahwa ia masih memerintah bersama Kleopatra pada tanggal 15 Juli 51 SM, meskipun mungkin sekali pada tanggal tersebut Kleopatra sesungguhnya "menutup-nutupi perihal kemangkatan ayahnya" agar ia dapat mengukuhkan kekuasaannya atas Mesir. Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Burstein 2004, hlm. 23, Kleopatra menampilkan dirinya sebagai Isis, dewi bangsa Mesir, dalam wujud Afroditi dewi bangsa Yunani, yang sedang menjumpai Osiris, pasangan dewatanya, dalam wujud Dionisos, dewa bangsa Yunani, yakni dewa yang dikait-kaitkan dengan Markus Antonius oleh pendeta-pendeta kuil Artemis di Efesus sebelum pertemuannya dengan Kleopatra. Sejumlah kepingan uang logam yang sintas dari masa pemerintahan Kleopatra juga memuat gambaran dirinya sebagai Venus-Afroditi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Fletcher 2008, hlm. 205. Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.
Roller 2010, hlm. 100 mengemukakan bahwa tidaklah jelas diketahui apakah Markus Antonius dan Kleopatra benar-benar pernah menikah. Burstein 2004, hlm. 29 mengemukakan bahwa pernikahan ini memeteraikan persekutuan Markus Antonius dan Kleopatra disaksikan oleh khalayak ramai, dan sebagai bentuk penentangannya terhadap Oktavianus, Markus Antonius menceraikan Oktavia pada tahun 32 SM. Uang logam yang dikeluarkan oleh Markus Antonius dan Kleopatra menampilkan gambar keduanya sebagaimana lazimnya pasangan kerajaan Helenistik, seperti yang dijelaskan oleh Roller 2010, hlm. 100. Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.
Burstein 2004, hlm. 30 menulis bahwasanya Verjilius, dalam wiracarita Aeneis gubahannya, menggambarkan perlawanan terhadap Kleopatra dalam Pertempuran Aktion "sebagai suatu benturan peradaban di mana Oktavianus dan dewa-dewi Romawi berusaha melindungi Italia dari usaha penaklukan yang dilakukan oleh Kleopatra dan dewa-dewi barbar berkepala binatang dari Mesir." Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274.
Informasi lebih lanjut tentang garis nasab Yunani Makedonia dari Kleopatra dapat dibaca dalam Pucci 2011, hlm. 201, Grant 1972, hlm. 3–5, dan Royster 2003, hlm. 47–49. Pucci, Giuseppe (2011), "Every Man's Cleopatra", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 195–207, ISBN9780520243675.Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029. Royster, Francesca T. (2003), Becoming Cleopatra: The Shifting Image of an Icon, New York: Palgrave MacMillan, ISBN9781403961099
Informasi dan validasi lebih lanjut perihal pendirian Mesir Helenistik oleh Aleksander Agung, dan perihal garis nasab Kleopatra yang berasal dari Ptolemaios I Soter, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 7–8 dan Jones 2006, hlm. 3. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Grant 1972, hlm. 5 berpendapat bahwa nenek Kleopatra, yakni ibu dari Ptolemaios XII, mungkin seorang perempuan keturunan Suriah (tetapi mengakui pula bahwa "sangat mungkin perempuan ini masih terhitung peranakan Yunani"), tetapi sudah pasti bukan seorang perempuan pribumi Mesir, karena sepanjang sejarah wangsa Ptolemaios hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui pernah menjadi gundik dari salah seorang penguasa dari wangsa Ptolemaios. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Schiff 2011, hlm. 42 lebih jauh lagi berpendapat bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra tidak berkulit gelap, meskipun mencermati pula bahwa Kleopatra tidak tergolong berkulit cerah di kalangan wangsa Ptolemaios, malah kulitnya sewarna dengan madu. Sebagai buktinya ia mengemukakan bahwa sanak saudara Kleopatra digambarkan memiliki kulit yang sewarna dengan madu sehingga "mungkin pula Kleopatra memiliki kulit dengan warna serupa." Goldsworthy 2010, hlm. 127, 128 setuju dengan pendapat ini, dan berkesimpulan bahwa sebagai seorang perempuan keturunan Makedonia dengan sedikit campuran darah Suriah, mungkin sekali Kleopatra tidak berkulit gelap (karena propaganda Romawi tidak pernah menyebut demikian), dan menulis bahwa "warna kulit yang lebih terang jauh lebih mungkin, menilik garis nasabnya," tetapi juga mencermati bahwa Kleopatra bisa saja memiliki "warna kulit yang agak gelap, khas kawasan Laut Tengah" karena berdarah campuran. Grant 1972, hlm. 5 setuju dengan dugaan Goldsworthy perihal warna kulit Kleopatra, bahwasanya meskipun hampir dapat dipastikan bukan warna kulit khas Mesir, Kleopatra memiliki warna kulit yang agak gelap karena berdarah campuran Yunani dan Persia, serta mungkin juga Suriah. Preston 2009, hlm. 77 setuju dengan pendapat Grant bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra "nyaris pasti berambut gelap dan berwarna kulit zaitun." Schiff, Stacy (2011), Cleopatra: A Life, UK: Random House, ISBN9780753539569.Goldsworthy, Adrian Keith (2010), Antony and Cleopatra, New Haven, CT: Yale University Press, ISBN9780300165340. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029. Preston, Diana (2009), Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World, New York: Walker and Company, ISBN9780802717382.
Informasi lebih lanjut perihal jati diri ibu Kleopatra dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 11, Fletcher 2008, hlm. 73, Goldsworthy 2010, hlm. 127, 128, Grant 1972, hlm. 4, dan Roller 2010, hlm. 165-166. Joann Fletcher berpendapat bahwa hipotesis ini meragukan dan kurang bukti. Menurut Stanley M. Burstein, bukti tidak langsung yang kuat menyiratkan bahwa ibu Kleopatra boleh jadi adalah salah seorang anggota keluarga imam dewa Ptah, tetapi para sejarawan pada umumnya berasumsi bahwa ibu Kleopatra adalah Kleopatra V Trifaina, permaisuri Ptolemaios XII. Adrian Goldsworthy menyepelekan gagasan yang mengatakan bahwa ibu Kleopatra adalah anggota keluarga imam Mesir sebagai gagasan yang "murni hasil terkaan" belaka. Michael Grant berpendapat bahwa Kleopatra V mungkin sekali adalah ibu dari Kleopatra VII. Duane W. Roller mencermati bahwa meskipun Kleopatra mungkin saja adalah putri keluarga imam dewa Ptah, tokoh utama lainnya yang juga mungkin merupakan putri keluarga imam dewa Ptah adalah Kleopatra VI, dengan mempertahankan ketidakpastian yang berpangkal pada "tersingkirnya" Kleopatra VI yang "mengaburkan pokok permasalahan." Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.Goldsworthy, Adrian Keith (2010), Antony and Cleopatra, New Haven, CT: Yale University Press, ISBN9780300165340. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.
Grant 1972, hlm. 4 berpendapat bahwa jika benar Kleopatra adalah seorang anak haram, "sekian banyak seterunya di kalangan bangsa Romawi tentunya sudah menyebarluaskan aib ini keseluruh dunia." Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Grant 1972, hlm. 3–4, 17, Fletcher 2008, hlm. 69, 74, 76, Jones 2006, hlm. xiii, Preston 2009, hlm. 22, Schiff 2011, hlm. 28 dan Burstein 2004, hlm. 11 memberi sebutan Kleopatra V Trifaina bagi permaisuri Ptolemaios XII Auletes, sementara Dodson & Hilton 2004, hlm. 268–269, 273 dan Roller 2010, hlm. 18 memberinya sebutan Kleopatra VI Trifaina, sebagai akibat dari kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer mengenai dua tokoh perempuan ini, yang mungkin saja adalah satu orang yang sama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Whitehorne 1994, hlm. 182, Kleopatra VI mungkin adalah salah seorang putri Ptolemaios XII yang disebut-sebut namanya pada tahun 58 SM sebagai penguasa Mesir bersama-sama dengan adiknya, Berenike IV (sewaktu Ptolemaios XII tinggal dalam pembuangan di Roma), sementara permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra V, mungkin wafat seawal-awalnya pada musim dingin tahun 69–68 SM, manakala namanya mulai hilang dari catatan-catatan sejarah. Roller 2010, hlm. 18–19 menduga bahwa permaisuri Ptolemaios XII, yang ia beri sebutan Kleopatra VI, hanya sekadar menghilang dari lingkungan istana selama satu dasawarsa setelah diusir dengan alasan yang tidak diketahui, dan akhirnya kembali untuk memerintah bersama-sama dengan putrinya, Berenike IV. Fletcher 2008, hlm. 76 menerangkan bahwa warga Aleksandria memakzulkan Ptolemaios XII dan menobatkan "putri paling besarnya, Berenike IV, dan sebagai penguasa pendamping, Kleopatra V Trifaina dipanggil pulang dari pembuangan setelah 10 tahun lamanya tersingkir dari lingkungan istana. Meskipun para sejarawan yang terkemudian menduga bahwa tentu ada putri-putri lain dari Ptolemaios XII Auletes sehingga menomorinya sebagai 'Kleopatra VI', tampaknya ia hanyalah Kleopatra V yang kembali ke lingkungan istana untuk untuk bertakhta menggantikan saudara sekaligus mantan suaminya, Ptolemaios XII Auletes." Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Preston, Diana (2009), Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World, New York: Walker and Company, ISBN9780802717382.Schiff, Stacy (2011), Cleopatra: A Life, UK: Random House, ISBN9780753539569.Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274.Dodson, Aidan; Hilton, Dyan (2004), The Complete Royal Families of Ancient Egypt, London: Thames & Hudson, ISBN9780500051283.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535. Whitehorne, John (1994), Cleopatras, London: Routledge, ISBN9780415058063Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.
Penjelasan menyeluruh mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung, dan sifatnya yang sangat khas Yunani Helenistik pada zaman wangsa Ptolemaios, bersama sebuah hasil survei mengenai bermacam-macam suku bangsa yang mendiaminya, dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 43–61.Validasi lebih lanjut mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 6. Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Keterangan yang simpang siur dalam karya-karya tulis ilmiah mebuat sebagian orang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah putri Ptolemaios XII, sementara ada pula yang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah permaisuri Ptolemaios XII, atau tokoh yang sama dengan Kleopatra V, Jones 2006, hlm. 28 berpendapat bahwa Ptolemaios XII menurunkan enam orang anak, sementara menurut Roller 2010, hlm. 16, hanya lima orang anak. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 88–92 dan Jones 2006, hlm. 31, 34–35.Fletcher 2008, hlm. 85–86 berpendapat bahwa peristiwa gerhana matahari sebagian, yang terjadi pada tanggal 7 Maret 51 SM, bertepatan dengan kemangkatan Ptolemaios XII sekaligus penobatan Kleopatra. Kemangkatan Ptolemaios XII sengaja dirahasiakan oleh Kleopatra, dan baru diberitahukan kepada Senat Republik Romawi berbulan-bulan kemudian dalam sebuah pesan yang mereka terima pada tanggal 30 Juni 51 SM.Meskipun demikian, Grant 1972, hlm. 30 mengklaim bahwa Senat sudah diberitahu perihal kemangkatan Ptolemaios XII pada tanggal 1 Agustus 51 SM. Michael Grant menduga Ptolemaios XII mungkin saja masih hidup selambat-lambatnya sampai dengan bulan Mei, sementara sebuah sumber Mesir mengungkapkan bahwa ia masih memerintah bersama Kleopatra pada tanggal 15 Juli 51 SM, meskipun mungkin sekali pada tanggal tersebut Kleopatra sesungguhnya "menutup-nutupi perihal kemangkatan ayahnya" agar ia dapat mengukuhkan kekuasaannya atas Mesir. Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 39–41. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. xiv, 78. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Ferroukhi 2001a, hlm. 219 memuat pembahasan terperinci mengenai patung dada ini berikut ambiguitasnya, dengan mengungkapkan bahwa patung ini mungkin menampilkan sosok Kleopatra, tetapi lebih mungkin menampilkan sosok putrinya, Kleopatra Selene II. Kleiner 2005, hlm. 155–156 berpendapat bahwa patung ini adalah patung Kleopatra, bukan putrinya, sementara Varner 2004, hlm. 20 hanya menyebutkan bahwa rupa patung ini mungkin saja mirip dengan Kleopatra. Roller 2003, hlm. 139 mencermati bahwa patung ini dapat saja merupakan patung potret Kleopatra maupun Kleopatra Selene II, dan berpendapat bahwa ambiguitas yang sama juga berlaku untuk patung kepala lainnya dari Cherchel yang tampak mengenakan kerudung. Sehubungan dengan patung kepala yang berkerudung ini, Ferroukhi 2001b, hlm. 242 menilai bahwa mungkin saja patung ini adalah patung potret Kleopatra, bukan Kleopatra Selene II, yang berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi, dan juga berpendapat bahwa bentuk wajahnya yang kelaki-lakian, anting-antingnya, dan toga (kerudung merupakan bagian dari toga) yang dikenakannya menunjukkan bahwa patung ini dibuat dengan maksud menampilkan sosok seorang bangsawati Numidia. Fletcher 2008, gambar-gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247 tidak sependapat sehubungan dengan patung kepala berkerudung, dan berpendapat bahwa patung ini dibuat atas perintah Kleopatra Selene II di kota Yol (Caesarea Mauretaniae) sebagai potret ibunya, Kleopatra. Ferroukhi, Mafoud (2001a), "197 Marble portrait, perhaps of Cleopatra VII's daughter, Cleopatra Selene, Queen of Mauretania", dalam Walker, Susan; Higgs, Peter, Cleopatra of Egypt: from History to Myth, Princeton, N.J.: Princeton University Press (British Museum Press), hlm. 219, ISBN9780691088358.Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Varner, Eric R. (2004), Mutilation and Transformation: Damnatio Memoriae and Roman Imperial Portraiture, Leiden: Brill, ISBN9789004135772.Roller, Duane W. (2003), The World of Juba II and Kleopatra Selene: Royal Scholarship on Rome's African Frontier, New York: Routledge, ISBN9780415305969. Ferroukhi, Mafoud (2001b), "262 Veiled head from a marble portrait statue", dalam Walker, Susan; Higgs, Peter, Cleopatra of Egypt: from History to Myth, Princeton, N.J.: Princeton University Press (British Museum Press), hlm. 242, ISBN9780691088358.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.
Jones 2006, hlm. xiv mengemukakan bahwa "Oktavianus melancarkan perang propaganda terhadap Markus Antonius dan Kleopatra, dengan menonjol-nonjolkan status Kleopatra sebagai perempuan dan orang asing yang ingin ikut memanfaatkan kekuasaan Romawi." Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Jones 2006, hlm. 147, "secara politik, posisi Oktavianus sangatlah genting jika ingin berseteru secara terang-terangan dengan Markus Antonius. Ia berhati-hati untuk tidak menimbulkan kesan ingin mengorbankan perang saudara, karena masyarakat Romawi sudah cukup sengsara akibat perang saudara selama bertahun-tahun, sehingga bisa-bisa Oktavianus kehilangan dukungan jika nekat memaklumkan perang terhadap seorang rekan senegara." Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Dalam terjemahan catatan Ploutarkos maupun Kasius Dio, Jones 2006, hlm. 194–195 menulis bahwa alat khusus yang dipakai untuk mencocok kulit Cleopatra adalah sebatang cocok sanggul. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Menurut Roller 2010, hlm. 149 dan Skeat 1953, hlm. 99–100, masa pemerintahan singkat Kaisarion sebagai penguasa nominal itu berlangsung selama 18 hari pada bulan Agustus 30 SM. Namun Duane W. Roller, mengulangi pendapat Theodore Cressy Skeat, menegaskan bahwa masa pemerintahan Kaisarion "pada dasarnya hanyalah kisah khayal belaka yang dikarang oleh para penulis tawarikh Mesir untuk mengisi senjang waktu antara kematian Kleopatra dan bermulanya pemerintahan resmi bangsa Romawi atas Mesir (dengan Oktavianus sebagai firaunnya yang baru)," dengan mengutip risalah-risalah semisal Stromata yang ditulis oleh Klemens dari Aleksandria (Roller 2010, hlm. 149, 214, footnote 103).Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos hanya meriwayatkan secara samar-samar bahwa "di kemudian hari, Oktavianus memerintahkan orang untuk membunuh Kaisarion, sesudah Kleopatra mangkat." Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Skeat, T. C. (1953), "The Last Days of Cleopatra: A Chronological Problem", The Journal of Roman Studies, 43: 98–100, doi:10.2307/297786, JSTOR297786.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos meriwayatkan bahwa Areios Didimos berkata "terlalu banyak kaisar itu tidak baik". Agaknya ucapan inilah yang mendorong Oktavianus untuk memerintahkan agar Kaisarion dieksekusi mati. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Berbeda dari provinsi Romawi yang lain, Oktavianus menjadikan Mesir sebagai wilayah yang dikuasainya secara pribadi. Senat Romawi dilarang mencampuri urusan pemerintahan Mesir, dan Oktavianus sendiri yang memilih orang-orang dari kalangan Eques (kaum kesatria) yang dianggapnya tepat untuk menduduki jabatan wali negeri (bahasa Latin: praefectus, kepala pemerintahan). Orang pertama yang diangkat Oktavianus menjadi Wali Negeri Mesir adalah Kornelius Galus. Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Southern 2014, hlm. 185 dan Roller 2010, hlm. 151. Southern, Patricia (2014) [1998], Augustus (edisi ke-2nd), London: Routledge, ISBN9780415628389.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.
Jones 2006, hlm. 60 memaparkan perkiraannya bahwa pengarang De Bello Alexandrino, karya tulis berbahasa Latin dalam bentuk prosa yang disusun pada kurun waktu antara tahun 46 sampai tahun 43 SM, adalah Aulus Hirtius, perwira militer bawahan Yulius Kaisar. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi lebih lanjut dan kutipan-kutipan dari keterangan Stabo mengenai Kleopatra dalam karya tulisnya, Geografika, dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 28–30. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Chauveau 2000, hlm. 2–3, materi-materi sumber dari Mesir yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Kleopatra mencakup sekitar 50 lembar dokumen papirus yang ditulis dalam bahasa Yunani Kuno. Sebagian besar berasal dari kota Herakleopolis, dan hanya beberapa lembar saja yang berasal dari Al-Fayyum, ditulis dengan menggunakan aksara rakyat Mesir. Secara keseluruhan, dokumen-dokumen papirus ini adalah kumpulan peninggalan tertulis asli Mesir yang jauh lebih kecil dibanding kumpulan-kumpulan sejenis yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja wangsa Ptolemaios lainnya. Chauveau, Michel (2000) [1997], Egypt in the Age of Cleopatra: History and Society Under the Ptolemies (dalam bahasa English), diterjemahkan oleh David Lorton, Ithaca, NY: Cornell University Press, ISBN9780801485763, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Gambaran mengenai sosok Kleopatra dari Plutarkos, yang mengemukakan bahwa kecantikan Kleopatra tidaklah "sungguh-sungguh tiada bandingannya" tetapi ia memiliki kepribadian yang mampu membuat orang lain "terpesona" dan "tergugah", dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 32–33. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Dugaan bahwa pipi kiri Kleopatra Vatikan pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Curtius pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca Kleiner 2005, hlm. 153, Walker 2008, hlm. 40, dan Curtius 1933, hlm. 182–192. Jika Kleiner 2005, hlm. 153 menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan uraeus yang sudah patah, maka Curtius 1933, hlm. 187 menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata. Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Informasi lebih lanjut mengenai lukisan di Casa di Giuseppe II di situs kota Pompeii, dan kemungkinan Kleopatra dikenali sebagai salah satu sosok dalam lukisan ini, dapat dibaca dalam Pucci 2011, hlm. 206–207, footnote 27. Pucci, Giuseppe (2011), "Every Man's Cleopatra", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 195–207, ISBN9780520243675.
Preston 2009, hlm. 305 juga sampai pada kesimpulan yang sama mengenai tampilan asli Mesir dari karya-karya seni yang menggambarkan sosok Kleopatra: "Selain pahatan-pahatan kuil tertentu, yang bagaimanapun juga dibuat dalam gaya khas firaun yang dibagus-baguskan dan tak banyak menyingkap rupa asli Kleopatra, satu-satunya gambar wajah Kleopatra yang pasti adalah yang terdapat pada kepingan-kepingan uang logam. Patung kepala dari pualam yang tersimpan di Vatikan adalah salah satu dari tiga patung yang pada umumnya, meskipun tidak secara universal, diterima para ahli sebagai gambaran rupa Kleopatra." Preston, Diana (2009), Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World, New York: Walker and Company, ISBN9780802717382.
Informasi lebih lanjut tentang garis nasab Yunani Makedonia dari Kleopatra dapat dibaca dalam Pucci 2011, hlm. 201, Grant 1972, hlm. 3–5, dan Royster 2003, hlm. 47–49. Pucci, Giuseppe (2011), "Every Man's Cleopatra", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 195–207, ISBN9780520243675.Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029. Royster, Francesca T. (2003), Becoming Cleopatra: The Shifting Image of an Icon, New York: Palgrave MacMillan, ISBN9781403961099
Informasi dan validasi lebih lanjut perihal pendirian Mesir Helenistik oleh Aleksander Agung, dan perihal garis nasab Kleopatra yang berasal dari Ptolemaios I Soter, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 7–8 dan Jones 2006, hlm. 3. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Schiff 2011, hlm. 42 lebih jauh lagi berpendapat bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra tidak berkulit gelap, meskipun mencermati pula bahwa Kleopatra tidak tergolong berkulit cerah di kalangan wangsa Ptolemaios, malah kulitnya sewarna dengan madu. Sebagai buktinya ia mengemukakan bahwa sanak saudara Kleopatra digambarkan memiliki kulit yang sewarna dengan madu sehingga "mungkin pula Kleopatra memiliki kulit dengan warna serupa." Goldsworthy 2010, hlm. 127, 128 setuju dengan pendapat ini, dan berkesimpulan bahwa sebagai seorang perempuan keturunan Makedonia dengan sedikit campuran darah Suriah, mungkin sekali Kleopatra tidak berkulit gelap (karena propaganda Romawi tidak pernah menyebut demikian), dan menulis bahwa "warna kulit yang lebih terang jauh lebih mungkin, menilik garis nasabnya," tetapi juga mencermati bahwa Kleopatra bisa saja memiliki "warna kulit yang agak gelap, khas kawasan Laut Tengah" karena berdarah campuran. Grant 1972, hlm. 5 setuju dengan dugaan Goldsworthy perihal warna kulit Kleopatra, bahwasanya meskipun hampir dapat dipastikan bukan warna kulit khas Mesir, Kleopatra memiliki warna kulit yang agak gelap karena berdarah campuran Yunani dan Persia, serta mungkin juga Suriah. Preston 2009, hlm. 77 setuju dengan pendapat Grant bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra "nyaris pasti berambut gelap dan berwarna kulit zaitun." Schiff, Stacy (2011), Cleopatra: A Life, UK: Random House, ISBN9780753539569.Goldsworthy, Adrian Keith (2010), Antony and Cleopatra, New Haven, CT: Yale University Press, ISBN9780300165340. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029. Preston, Diana (2009), Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World, New York: Walker and Company, ISBN9780802717382.
Gurval (2011), hlm. 57. Gurval, Robert A. (2011), "Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 54–77, ISBN9780520243675.
Gurval (2011), hlm. 61. Gurval, Robert A. (2011), "Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 54–77, ISBN9780520243675.
Gurval (2011), hlm. 57–58. Gurval, Robert A. (2011), "Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 54–77, ISBN9780520243675.
Gurval (2011), hlm. 66–70. Gurval, Robert A. (2011), "Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 54–77, ISBN9780520243675.
Gurval (2011), hlm. 65–66. Gurval, Robert A. (2011), "Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 54–77, ISBN9780520243675.
Gurval (2011), hlm. 73–74. Gurval, Robert A. (2011), "Dying Like a Queen: the Story of Cleopatra and the Asp(s) in Antiquity", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 54–77, ISBN9780520243675.
DeMaria Smith (2011), hlm. 161. DeMaria Smith, Margaret Mary (2011), "HRH Cleopatra: the Last of the Ptolemies and the Egyptian Paintings of Sir Lawrence Alma-Tadema", dalam Miles, Margaret M., Cleopatra : a sphinx revisited, Berkeley: University of California Press, hlm. 150–171, ISBN9780520243675.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, Raia & Sebesta 2017, dan Grout 2017b. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, dan Raia & Sebesta 2017. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Dugaan bahwa pipi kiri Kleopatra Vatikan pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Curtius pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca Kleiner 2005, hlm. 153, Walker 2008, hlm. 40, dan Curtius 1933, hlm. 182–192. Jika Kleiner 2005, hlm. 153 menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan uraeus yang sudah patah, maka Curtius 1933, hlm. 187 menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata. Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Curtius 1933, hlm. 187 mengemukakan dalam tulisannya bahwa tonjolan rusak pada garis rambut dan diadem pada patung Kleopatra Vatikan agaknya pernah dihiasi pahatan menyerupai sebutir batu permata. Walker 2008, hlm. 40 langsung membandingkannya dengan lukisan permata merah pada diadem dewi Venus, yang mungkin sekali adalah lukisan Kleopatra, dalam fresko kota Pompeii. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Raia & Sebesta 2017. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Kalangan akademik berbeda pendapat mengenai apakah patung-patung potret ini sepatutnya disebut "patung kepala" ataukah "patung dada". Sebagai contoh, Raia & Sebesta 2017 secara ekslusif menggunakan istilah "patung kepala", sementara Grout 2017b lebih suka menggunakan istilah "patung dada". Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, Raia & Sebesta 2017, dan Grout 2017b. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, dan Raia & Sebesta 2017. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Raia & Sebesta (2017). Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Menurut Roller 2010, hlm. 149 dan Skeat 1953, hlm. 99–100, masa pemerintahan singkat Kaisarion sebagai penguasa nominal itu berlangsung selama 18 hari pada bulan Agustus 30 SM. Namun Duane W. Roller, mengulangi pendapat Theodore Cressy Skeat, menegaskan bahwa masa pemerintahan Kaisarion "pada dasarnya hanyalah kisah khayal belaka yang dikarang oleh para penulis tawarikh Mesir untuk mengisi senjang waktu antara kematian Kleopatra dan bermulanya pemerintahan resmi bangsa Romawi atas Mesir (dengan Oktavianus sebagai firaunnya yang baru)," dengan mengutip risalah-risalah semisal Stromata yang ditulis oleh Klemens dari Aleksandria (Roller 2010, hlm. 149, 214, footnote 103).Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos hanya meriwayatkan secara samar-samar bahwa "di kemudian hari, Oktavianus memerintahkan orang untuk membunuh Kaisarion, sesudah Kleopatra mangkat." Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Skeat, T. C. (1953), "The Last Days of Cleopatra: A Chronological Problem", The Journal of Roman Studies, 43: 98–100, doi:10.2307/297786, JSTOR297786.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Pfrommer & Towne-Markus 2001, hlm. 34 mengulas tentang perkawinan sedarah antara Ptolemaios II dan Arsinoe II sebagai berikut: "Ptolemaios Keraunos, yang berhasrat menjadi Raja Makedonia ... menewaskan anak-anak Arsinoë yang masih kecil di depan mata ibu mereka. Sang Permaisuri yang telah kehilangan kerajaan itu melarikan diri ke tanah Mesir, disongsong oleh saudara kandungnya, Ptolemaios II. Namun karena tidak puas hanya tinggal sebagai tamu di istana wangsa Ptolemaios, ia membuat permaisuri Ptolemaios II dihukum buang ke Mesir Hulu dan menikahi adik kandungnya itu sekitar tahun 275 SM. Meskipun dianggap sebagai perbuatan keji oleh bangsa Yunani, kawin sumbang semacam ini dibenarkan oleh adat-istiadat bangsa Mesir. Akibatnya, masyarakat terpecah menjadi dua kubu mengikuti pandangan mereka terhadap perkawinan ini. Kubu yang mendukung menyanjung-nyanjung pasangan ini sebagai pengejawantahan perkawinan kahyangan antara dewa Zeus dan dewi Hera, sementara kubu yang menentang tak henti-hentinya menghujani mereka dengan berbagai celaan kasar. Salah seorang pencela yang paling sarkastis, yakni seorang penyair yang pandai merangkai kata-kata yang tajam menusuk, terpaksa melarikan diri dari Aleksandria demi menyelamatkan nyawanya. Penyair malang itu akhirnya dibekuk oleh bala tentara laut Kerajaan Wangsa Ptolemaios di perairan lepas pantai Pulau Kreta, dikurung dalam sebuah sangkar besi, lantas ditenggelamkan. Tindakan ini serta tindakan-tindakan serupa agaknya mampu meredakan hujan celaan." Pfrommer, Michael; Towne-Markus, Elana (2001), Greek Gold from Hellenistic Egypt, Getty Museum Studies on Art, Los Angeles: Getty Publications (J. Paul Getty Trust), ISBN9780892366330, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-22, diakses tanggal 2018-09-19.
Dalam Pratt & Fizel 1949, hlm. 14–15, Frances Pratt dan Becca Fizel menolak gagasan yang dikemukakan oleh beberapa cendekiawan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 bahwasanya lukisan ini mungkin dibuat oleh seorang seniman Italia pada Abad Renaisans. Pratt dan Fizel menggarisbawahi langgam klasik lukisan ini sebagaimana yang terabadikan dalam uraian-uraian tertulis dan gambar gravir baja. Keduanya berpendapat bahwa ini agaknya mustahil seorang pelukis Abad Renaisans akan menciptakan sebuah karya seni enkaustik, setelah bersusah payah meneliti seluk-beluk pakaian dan perhiasan Mesir pada Zaman Helenistik sebagaimana yang tampak dalam lukisan ini, kemudian dengan sengaja menguburnya di bawah reruntuhan kuil Mesir di Vila Hadrianus. Pratt, Frances; Fizel, Becca (1949), Encaustic Materials and Methods, New York: Lear Publishers, OCLC560769, diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-19, diakses tanggal 2018-04-14.
Menurut Roller 2010, hlm. 149 dan Skeat 1953, hlm. 99–100, masa pemerintahan singkat Kaisarion sebagai penguasa nominal itu berlangsung selama 18 hari pada bulan Agustus 30 SM. Namun Duane W. Roller, mengulangi pendapat Theodore Cressy Skeat, menegaskan bahwa masa pemerintahan Kaisarion "pada dasarnya hanyalah kisah khayal belaka yang dikarang oleh para penulis tawarikh Mesir untuk mengisi senjang waktu antara kematian Kleopatra dan bermulanya pemerintahan resmi bangsa Romawi atas Mesir (dengan Oktavianus sebagai firaunnya yang baru)," dengan mengutip risalah-risalah semisal Stromata yang ditulis oleh Klemens dari Aleksandria (Roller 2010, hlm. 149, 214, footnote 103).Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos hanya meriwayatkan secara samar-samar bahwa "di kemudian hari, Oktavianus memerintahkan orang untuk membunuh Kaisarion, sesudah Kleopatra mangkat." Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Skeat, T. C. (1953), "The Last Days of Cleopatra: A Chronological Problem", The Journal of Roman Studies, 43: 98–100, doi:10.2307/297786, JSTOR297786.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, Raia & Sebesta 2017, dan Grout 2017b. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, dan Raia & Sebesta 2017. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Dugaan bahwa pipi kiri Kleopatra Vatikan pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Curtius pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca Kleiner 2005, hlm. 153, Walker 2008, hlm. 40, dan Curtius 1933, hlm. 182–192. Jika Kleiner 2005, hlm. 153 menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan uraeus yang sudah patah, maka Curtius 1933, hlm. 187 menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata. Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Curtius 1933, hlm. 187 mengemukakan dalam tulisannya bahwa tonjolan rusak pada garis rambut dan diadem pada patung Kleopatra Vatikan agaknya pernah dihiasi pahatan menyerupai sebutir batu permata. Walker 2008, hlm. 40 langsung membandingkannya dengan lukisan permata merah pada diadem dewi Venus, yang mungkin sekali adalah lukisan Kleopatra, dalam fresko kota Pompeii. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.
Kalangan akademik berbeda pendapat mengenai apakah patung-patung potret ini sepatutnya disebut "patung kepala" ataukah "patung dada". Sebagai contoh, Raia & Sebesta 2017 secara ekslusif menggunakan istilah "patung kepala", sementara Grout 2017b lebih suka menggunakan istilah "patung dada". Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, Raia & Sebesta 2017, dan Grout 2017b. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grout 2017b dan Roller 2010, hlm. 174–175. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.
Grout (2017b). Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Grant 1972, hlm. 3–4, 17, Fletcher 2008, hlm. 69, 74, 76, Jones 2006, hlm. xiii, Preston 2009, hlm. 22, Schiff 2011, hlm. 28 dan Burstein 2004, hlm. 11 memberi sebutan Kleopatra V Trifaina bagi permaisuri Ptolemaios XII Auletes, sementara Dodson & Hilton 2004, hlm. 268–269, 273 dan Roller 2010, hlm. 18 memberinya sebutan Kleopatra VI Trifaina, sebagai akibat dari kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer mengenai dua tokoh perempuan ini, yang mungkin saja adalah satu orang yang sama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Whitehorne 1994, hlm. 182, Kleopatra VI mungkin adalah salah seorang putri Ptolemaios XII yang disebut-sebut namanya pada tahun 58 SM sebagai penguasa Mesir bersama-sama dengan adiknya, Berenike IV (sewaktu Ptolemaios XII tinggal dalam pembuangan di Roma), sementara permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra V, mungkin wafat seawal-awalnya pada musim dingin tahun 69–68 SM, manakala namanya mulai hilang dari catatan-catatan sejarah. Roller 2010, hlm. 18–19 menduga bahwa permaisuri Ptolemaios XII, yang ia beri sebutan Kleopatra VI, hanya sekadar menghilang dari lingkungan istana selama satu dasawarsa setelah diusir dengan alasan yang tidak diketahui, dan akhirnya kembali untuk memerintah bersama-sama dengan putrinya, Berenike IV. Fletcher 2008, hlm. 76 menerangkan bahwa warga Aleksandria memakzulkan Ptolemaios XII dan menobatkan "putri paling besarnya, Berenike IV, dan sebagai penguasa pendamping, Kleopatra V Trifaina dipanggil pulang dari pembuangan setelah 10 tahun lamanya tersingkir dari lingkungan istana. Meskipun para sejarawan yang terkemudian menduga bahwa tentu ada putri-putri lain dari Ptolemaios XII Auletes sehingga menomorinya sebagai 'Kleopatra VI', tampaknya ia hanyalah Kleopatra V yang kembali ke lingkungan istana untuk untuk bertakhta menggantikan saudara sekaligus mantan suaminya, Ptolemaios XII Auletes." Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Preston, Diana (2009), Cleopatra and Antony: Power, Love, and Politics in the Ancient World, New York: Walker and Company, ISBN9780802717382.Schiff, Stacy (2011), Cleopatra: A Life, UK: Random House, ISBN9780753539569.Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274.Dodson, Aidan; Hilton, Dyan (2004), The Complete Royal Families of Ancient Egypt, London: Thames & Hudson, ISBN9780500051283.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535. Whitehorne, John (1994), Cleopatras, London: Routledge, ISBN9780415058063Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.
Penjelasan menyeluruh mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung, dan sifatnya yang sangat khas Yunani Helenistik pada zaman wangsa Ptolemaios, bersama sebuah hasil survei mengenai bermacam-macam suku bangsa yang mendiaminya, dapat dibaca dalam Burstein 2004, hlm. 43–61.Validasi lebih lanjut mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 6. Burstein, Stanley M. (2004), The Reign of Cleopatra, Westport, CT: Greenwood Press, ISBN9780313325274. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Keterangan yang simpang siur dalam karya-karya tulis ilmiah mebuat sebagian orang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah putri Ptolemaios XII, sementara ada pula yang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah permaisuri Ptolemaios XII, atau tokoh yang sama dengan Kleopatra V, Jones 2006, hlm. 28 berpendapat bahwa Ptolemaios XII menurunkan enam orang anak, sementara menurut Roller 2010, hlm. 16, hanya lima orang anak. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Fletcher 2008, hlm. 88–92 dan Jones 2006, hlm. 31, 34–35.Fletcher 2008, hlm. 85–86 berpendapat bahwa peristiwa gerhana matahari sebagian, yang terjadi pada tanggal 7 Maret 51 SM, bertepatan dengan kemangkatan Ptolemaios XII sekaligus penobatan Kleopatra. Kemangkatan Ptolemaios XII sengaja dirahasiakan oleh Kleopatra, dan baru diberitahukan kepada Senat Republik Romawi berbulan-bulan kemudian dalam sebuah pesan yang mereka terima pada tanggal 30 Juni 51 SM.Meskipun demikian, Grant 1972, hlm. 30 mengklaim bahwa Senat sudah diberitahu perihal kemangkatan Ptolemaios XII pada tanggal 1 Agustus 51 SM. Michael Grant menduga Ptolemaios XII mungkin saja masih hidup selambat-lambatnya sampai dengan bulan Mei, sementara sebuah sumber Mesir mengungkapkan bahwa ia masih memerintah bersama Kleopatra pada tanggal 15 Juli 51 SM, meskipun mungkin sekali pada tanggal tersebut Kleopatra sesungguhnya "menutup-nutupi perihal kemangkatan ayahnya" agar ia dapat mengukuhkan kekuasaannya atas Mesir. Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029.
Pfrommer & Towne-Markus 2001, hlm. 34 mengulas tentang perkawinan sedarah antara Ptolemaios II dan Arsinoe II sebagai berikut: "Ptolemaios Keraunos, yang berhasrat menjadi Raja Makedonia ... menewaskan anak-anak Arsinoë yang masih kecil di depan mata ibu mereka. Sang Permaisuri yang telah kehilangan kerajaan itu melarikan diri ke tanah Mesir, disongsong oleh saudara kandungnya, Ptolemaios II. Namun karena tidak puas hanya tinggal sebagai tamu di istana wangsa Ptolemaios, ia membuat permaisuri Ptolemaios II dihukum buang ke Mesir Hulu dan menikahi adik kandungnya itu sekitar tahun 275 SM. Meskipun dianggap sebagai perbuatan keji oleh bangsa Yunani, kawin sumbang semacam ini dibenarkan oleh adat-istiadat bangsa Mesir. Akibatnya, masyarakat terpecah menjadi dua kubu mengikuti pandangan mereka terhadap perkawinan ini. Kubu yang mendukung menyanjung-nyanjung pasangan ini sebagai pengejawantahan perkawinan kahyangan antara dewa Zeus dan dewi Hera, sementara kubu yang menentang tak henti-hentinya menghujani mereka dengan berbagai celaan kasar. Salah seorang pencela yang paling sarkastis, yakni seorang penyair yang pandai merangkai kata-kata yang tajam menusuk, terpaksa melarikan diri dari Aleksandria demi menyelamatkan nyawanya. Penyair malang itu akhirnya dibekuk oleh bala tentara laut Kerajaan Wangsa Ptolemaios di perairan lepas pantai Pulau Kreta, dikurung dalam sebuah sangkar besi, lantas ditenggelamkan. Tindakan ini serta tindakan-tindakan serupa agaknya mampu meredakan hujan celaan." Pfrommer, Michael; Towne-Markus, Elana (2001), Greek Gold from Hellenistic Egypt, Getty Museum Studies on Art, Los Angeles: Getty Publications (J. Paul Getty Trust), ISBN9780892366330, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-22, diakses tanggal 2018-09-19.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 39–41. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. xiv, 78. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Ferroukhi 2001a, hlm. 219 memuat pembahasan terperinci mengenai patung dada ini berikut ambiguitasnya, dengan mengungkapkan bahwa patung ini mungkin menampilkan sosok Kleopatra, tetapi lebih mungkin menampilkan sosok putrinya, Kleopatra Selene II. Kleiner 2005, hlm. 155–156 berpendapat bahwa patung ini adalah patung Kleopatra, bukan putrinya, sementara Varner 2004, hlm. 20 hanya menyebutkan bahwa rupa patung ini mungkin saja mirip dengan Kleopatra. Roller 2003, hlm. 139 mencermati bahwa patung ini dapat saja merupakan patung potret Kleopatra maupun Kleopatra Selene II, dan berpendapat bahwa ambiguitas yang sama juga berlaku untuk patung kepala lainnya dari Cherchel yang tampak mengenakan kerudung. Sehubungan dengan patung kepala yang berkerudung ini, Ferroukhi 2001b, hlm. 242 menilai bahwa mungkin saja patung ini adalah patung potret Kleopatra, bukan Kleopatra Selene II, yang berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi, dan juga berpendapat bahwa bentuk wajahnya yang kelaki-lakian, anting-antingnya, dan toga (kerudung merupakan bagian dari toga) yang dikenakannya menunjukkan bahwa patung ini dibuat dengan maksud menampilkan sosok seorang bangsawati Numidia. Fletcher 2008, gambar-gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247 tidak sependapat sehubungan dengan patung kepala berkerudung, dan berpendapat bahwa patung ini dibuat atas perintah Kleopatra Selene II di kota Yol (Caesarea Mauretaniae) sebagai potret ibunya, Kleopatra. Ferroukhi, Mafoud (2001a), "197 Marble portrait, perhaps of Cleopatra VII's daughter, Cleopatra Selene, Queen of Mauretania", dalam Walker, Susan; Higgs, Peter, Cleopatra of Egypt: from History to Myth, Princeton, N.J.: Princeton University Press (British Museum Press), hlm. 219, ISBN9780691088358.Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Varner, Eric R. (2004), Mutilation and Transformation: Damnatio Memoriae and Roman Imperial Portraiture, Leiden: Brill, ISBN9789004135772.Roller, Duane W. (2003), The World of Juba II and Kleopatra Selene: Royal Scholarship on Rome's African Frontier, New York: Routledge, ISBN9780415305969. Ferroukhi, Mafoud (2001b), "262 Veiled head from a marble portrait statue", dalam Walker, Susan; Higgs, Peter, Cleopatra of Egypt: from History to Myth, Princeton, N.J.: Princeton University Press (British Museum Press), hlm. 242, ISBN9780691088358.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.
Jones 2006, hlm. xiv mengemukakan bahwa "Oktavianus melancarkan perang propaganda terhadap Markus Antonius dan Kleopatra, dengan menonjol-nonjolkan status Kleopatra sebagai perempuan dan orang asing yang ingin ikut memanfaatkan kekuasaan Romawi." Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Jones 2006, hlm. 147, "secara politik, posisi Oktavianus sangatlah genting jika ingin berseteru secara terang-terangan dengan Markus Antonius. Ia berhati-hati untuk tidak menimbulkan kesan ingin mengorbankan perang saudara, karena masyarakat Romawi sudah cukup sengsara akibat perang saudara selama bertahun-tahun, sehingga bisa-bisa Oktavianus kehilangan dukungan jika nekat memaklumkan perang terhadap seorang rekan senegara." Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Dalam terjemahan catatan Ploutarkos maupun Kasius Dio, Jones 2006, hlm. 194–195 menulis bahwa alat khusus yang dipakai untuk mencocok kulit Cleopatra adalah sebatang cocok sanggul. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Menurut Roller 2010, hlm. 149 dan Skeat 1953, hlm. 99–100, masa pemerintahan singkat Kaisarion sebagai penguasa nominal itu berlangsung selama 18 hari pada bulan Agustus 30 SM. Namun Duane W. Roller, mengulangi pendapat Theodore Cressy Skeat, menegaskan bahwa masa pemerintahan Kaisarion "pada dasarnya hanyalah kisah khayal belaka yang dikarang oleh para penulis tawarikh Mesir untuk mengisi senjang waktu antara kematian Kleopatra dan bermulanya pemerintahan resmi bangsa Romawi atas Mesir (dengan Oktavianus sebagai firaunnya yang baru)," dengan mengutip risalah-risalah semisal Stromata yang ditulis oleh Klemens dari Aleksandria (Roller 2010, hlm. 149, 214, footnote 103).Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos hanya meriwayatkan secara samar-samar bahwa "di kemudian hari, Oktavianus memerintahkan orang untuk membunuh Kaisarion, sesudah Kleopatra mangkat." Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.Skeat, T. C. (1953), "The Last Days of Cleopatra: A Chronological Problem", The Journal of Roman Studies, 43: 98–100, doi:10.2307/297786, JSTOR297786.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Sebagaimana yang diterjemahkan oleh Jones 2006, hlm. 187, Ploutarkos meriwayatkan bahwa Areios Didimos berkata "terlalu banyak kaisar itu tidak baik". Agaknya ucapan inilah yang mendorong Oktavianus untuk memerintahkan agar Kaisarion dieksekusi mati. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Jones 2006, hlm. 60 memaparkan perkiraannya bahwa pengarang De Bello Alexandrino, karya tulis berbahasa Latin dalam bentuk prosa yang disusun pada kurun waktu antara tahun 46 sampai tahun 43 SM, adalah Aulus Hirtius, perwira militer bawahan Yulius Kaisar. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi lebih lanjut dan kutipan-kutipan dari keterangan Stabo mengenai Kleopatra dalam karya tulisnya, Geografika, dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 28–30. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Chauveau 2000, hlm. 2–3, materi-materi sumber dari Mesir yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Kleopatra mencakup sekitar 50 lembar dokumen papirus yang ditulis dalam bahasa Yunani Kuno. Sebagian besar berasal dari kota Herakleopolis, dan hanya beberapa lembar saja yang berasal dari Al-Fayyum, ditulis dengan menggunakan aksara rakyat Mesir. Secara keseluruhan, dokumen-dokumen papirus ini adalah kumpulan peninggalan tertulis asli Mesir yang jauh lebih kecil dibanding kumpulan-kumpulan sejenis yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja wangsa Ptolemaios lainnya. Chauveau, Michel (2000) [1997], Egypt in the Age of Cleopatra: History and Society Under the Ptolemies (dalam bahasa English), diterjemahkan oleh David Lorton, Ithaca, NY: Cornell University Press, ISBN9780801485763, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Gambaran mengenai sosok Kleopatra dari Plutarkos, yang mengemukakan bahwa kecantikan Kleopatra tidaklah "sungguh-sungguh tiada bandingannya" tetapi ia memiliki kepribadian yang mampu membuat orang lain "terpesona" dan "tergugah", dapat dibaca dalam Jones 2006, hlm. 32–33. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Raia & Sebesta 2017. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Kalangan akademik berbeda pendapat mengenai apakah patung-patung potret ini sepatutnya disebut "patung kepala" ataukah "patung dada". Sebagai contoh, Raia & Sebesta 2017 secara ekslusif menggunakan istilah "patung kepala", sementara Grout 2017b lebih suka menggunakan istilah "patung dada". Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, Raia & Sebesta 2017, dan Grout 2017b. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Grout 2017b dan Roller 2010, hlm. 174–175. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.Roller, Duane W. (2010), Cleopatra: a biography, Oxford: Oxford University Press, ISBN9780195365535.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, dan Raia & Sebesta 2017. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Dugaan bahwa pipi kiri Kleopatra Vatikan pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Curtius pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca Kleiner 2005, hlm. 153, Walker 2008, hlm. 40, dan Curtius 1933, hlm. 182–192. Jika Kleiner 2005, hlm. 153 menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan uraeus yang sudah patah, maka Curtius 1933, hlm. 187 menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata. Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Curtius 1933, hlm. 187 mengemukakan dalam tulisannya bahwa tonjolan rusak pada garis rambut dan diadem pada patung Kleopatra Vatikan agaknya pernah dihiasi pahatan menyerupai sebutir batu permata. Walker 2008, hlm. 40 langsung membandingkannya dengan lukisan permata merah pada diadem dewi Venus, yang mungkin sekali adalah lukisan Kleopatra, dalam fresko kota Pompeii. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.
Dalam Pratt & Fizel 1949, hlm. 14–15, Frances Pratt dan Becca Fizel menolak gagasan yang dikemukakan oleh beberapa cendekiawan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 bahwasanya lukisan ini mungkin dibuat oleh seorang seniman Italia pada Abad Renaisans. Pratt dan Fizel menggarisbawahi langgam klasik lukisan ini sebagaimana yang terabadikan dalam uraian-uraian tertulis dan gambar gravir baja. Keduanya berpendapat bahwa ini agaknya mustahil seorang pelukis Abad Renaisans akan menciptakan sebuah karya seni enkaustik, setelah bersusah payah meneliti seluk-beluk pakaian dan perhiasan Mesir pada Zaman Helenistik sebagaimana yang tampak dalam lukisan ini, kemudian dengan sengaja menguburnya di bawah reruntuhan kuil Mesir di Vila Hadrianus. Pratt, Frances; Fizel, Becca (1949), Encaustic Materials and Methods, New York: Lear Publishers, OCLC560769, diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-19, diakses tanggal 2018-04-14.
Informasi dan validasi lebih lanjut perihal pendirian Mesir Helenistik oleh Aleksander Agung, dan perihal garis nasab Kleopatra yang berasal dari Ptolemaios I Soter, dapat dibaca dalam Grant 1972, hlm. 7–8 dan Jones 2006, hlm. 3. Grant, Michael (1972), Cleopatra, London: Weidenfeld and Nicolson; Richard Clay (the Chaucer Press), ISBN9780297995029. Jones, Prudence J. (2006), Cleopatra: a sourcebook, Norman, Oklahoma: University of Oklahoma Press, ISBN9780806137414, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.
Raia & Sebesta (2017). Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Grout (2017b). Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Ferroukhi 2001a, hlm. 219 memuat pembahasan terperinci mengenai patung dada ini berikut ambiguitasnya, dengan mengungkapkan bahwa patung ini mungkin menampilkan sosok Kleopatra, tetapi lebih mungkin menampilkan sosok putrinya, Kleopatra Selene II. Kleiner 2005, hlm. 155–156 berpendapat bahwa patung ini adalah patung Kleopatra, bukan putrinya, sementara Varner 2004, hlm. 20 hanya menyebutkan bahwa rupa patung ini mungkin saja mirip dengan Kleopatra. Roller 2003, hlm. 139 mencermati bahwa patung ini dapat saja merupakan patung potret Kleopatra maupun Kleopatra Selene II, dan berpendapat bahwa ambiguitas yang sama juga berlaku untuk patung kepala lainnya dari Cherchel yang tampak mengenakan kerudung. Sehubungan dengan patung kepala yang berkerudung ini, Ferroukhi 2001b, hlm. 242 menilai bahwa mungkin saja patung ini adalah patung potret Kleopatra, bukan Kleopatra Selene II, yang berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi, dan juga berpendapat bahwa bentuk wajahnya yang kelaki-lakian, anting-antingnya, dan toga (kerudung merupakan bagian dari toga) yang dikenakannya menunjukkan bahwa patung ini dibuat dengan maksud menampilkan sosok seorang bangsawati Numidia. Fletcher 2008, gambar-gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247 tidak sependapat sehubungan dengan patung kepala berkerudung, dan berpendapat bahwa patung ini dibuat atas perintah Kleopatra Selene II di kota Yol (Caesarea Mauretaniae) sebagai potret ibunya, Kleopatra. Ferroukhi, Mafoud (2001a), "197 Marble portrait, perhaps of Cleopatra VII's daughter, Cleopatra Selene, Queen of Mauretania", dalam Walker, Susan; Higgs, Peter, Cleopatra of Egypt: from History to Myth, Princeton, N.J.: Princeton University Press (British Museum Press), hlm. 219, ISBN9780691088358.Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Varner, Eric R. (2004), Mutilation and Transformation: Damnatio Memoriae and Roman Imperial Portraiture, Leiden: Brill, ISBN9789004135772.Roller, Duane W. (2003), The World of Juba II and Kleopatra Selene: Royal Scholarship on Rome's African Frontier, New York: Routledge, ISBN9780415305969. Ferroukhi, Mafoud (2001b), "262 Veiled head from a marble portrait statue", dalam Walker, Susan; Higgs, Peter, Cleopatra of Egypt: from History to Myth, Princeton, N.J.: Princeton University Press (British Museum Press), hlm. 242, ISBN9780691088358.Fletcher, Joann (2008), Cleopatra the Great: The Woman Behind the Legend, New York: Harper, ISBN9780060585587.
Dugaan bahwa pipi kiri Kleopatra Vatikan pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Curtius pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca Kleiner 2005, hlm. 153, Walker 2008, hlm. 40, dan Curtius 1933, hlm. 182–192. Jika Kleiner 2005, hlm. 153 menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan uraeus yang sudah patah, maka Curtius 1933, hlm. 187 menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata. Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Curtius 1933, hlm. 187 mengemukakan dalam tulisannya bahwa tonjolan rusak pada garis rambut dan diadem pada patung Kleopatra Vatikan agaknya pernah dihiasi pahatan menyerupai sebutir batu permata. Walker 2008, hlm. 40 langsung membandingkannya dengan lukisan permata merah pada diadem dewi Venus, yang mungkin sekali adalah lukisan Kleopatra, dalam fresko kota Pompeii. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.
worldcat.org
Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, Raia & Sebesta 2017, dan Grout 2017b. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018. Grout, James (1 April 2017b), Was Cleopatra Beautiful?, Encyclopaedia Romana (University of Chicago), diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28, diakses tanggal 6 March 2018.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam Curtius 1933, hlm. 182–192, Walker 2008, hlm. 348, dan Raia & Sebesta 2017. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14. Raia, Ann R.; Sebesta, Judith Lynn (September 2017), The World of State, College of New Rochelle, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-06, diakses tanggal 6 March 2018.
Dugaan bahwa pipi kiri Kleopatra Vatikan pernah tersambung dengan tangan Kupido sebelum akhirnya dipisahkan pertama kali dikemukakan oleh Ludwig Curtius pada tahun 1933. Diana E. E. Kleiner mendukung dugaan ini. Baca Kleiner 2005, hlm. 153, Walker 2008, hlm. 40, dan Curtius 1933, hlm. 182–192. Jika Kleiner 2005, hlm. 153 menduga bahwa tonjolan bahwa tonjolan pada puncak patung kepala pualam ini adalah bekas pahatan uraeus yang sudah patah, maka Curtius 1933, hlm. 187 menduganya sebagai bekas pahatan sebutir batu permata. Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14. Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Kleiner, Diana E. E. (2005), Cleopatra and Rome, Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN9780674019058, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-22, diakses tanggal 2018-04-14.Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Curtius 1933, hlm. 187 mengemukakan dalam tulisannya bahwa tonjolan rusak pada garis rambut dan diadem pada patung Kleopatra Vatikan agaknya pernah dihiasi pahatan menyerupai sebutir batu permata. Walker 2008, hlm. 40 langsung membandingkannya dengan lukisan permata merah pada diadem dewi Venus, yang mungkin sekali adalah lukisan Kleopatra, dalam fresko kota Pompeii. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Walker, Susan (2008), "Cleopatra in Pompeii?", Papers of the British School at Rome, 76: 35–46; 345–8, JSTOR40311128, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-10, diakses tanggal 2018-04-14.
Dalam Pratt & Fizel 1949, hlm. 14–15, Frances Pratt dan Becca Fizel menolak gagasan yang dikemukakan oleh beberapa cendekiawan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 bahwasanya lukisan ini mungkin dibuat oleh seorang seniman Italia pada Abad Renaisans. Pratt dan Fizel menggarisbawahi langgam klasik lukisan ini sebagaimana yang terabadikan dalam uraian-uraian tertulis dan gambar gravir baja. Keduanya berpendapat bahwa ini agaknya mustahil seorang pelukis Abad Renaisans akan menciptakan sebuah karya seni enkaustik, setelah bersusah payah meneliti seluk-beluk pakaian dan perhiasan Mesir pada Zaman Helenistik sebagaimana yang tampak dalam lukisan ini, kemudian dengan sengaja menguburnya di bawah reruntuhan kuil Mesir di Vila Hadrianus. Pratt, Frances; Fizel, Becca (1949), Encaustic Materials and Methods, New York: Lear Publishers, OCLC560769, diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-19, diakses tanggal 2018-04-14.
Curtius (1933), hlm. 184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27.. Curtius, Ludwig (1933), "Ikonographische Beitrage zum Portrar der romischen Republik und der Julisch-Claudischen Familie", RM (dalam bahasa German), 48: 182–243, OCLC633408511.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)