Sehari setelah pasukan Prusia memasuki Schlesien, Franz Stephan berseru kepada utusan Prusia Mayor Jenderal Borcke: "Lebih baik ada orang Turki di hadapan Wina, lebih baik menyerahkan Belanda kepada Prancis, lebih baik memberikan segala kelonggaran kepada Bayern dan Sachsen, daripada melepaskan Schlesien!" Lihat Browning 1994, hlm. 43. Browning, Reed (1994). The War of the Austrian Succession. Stroud: Alan Sutton. ISBN0750905786.
Ia terus menjelaskan tekadnya kepada Graf Philipp: "Aku baru akan menyerahkan sejengkal tanah jika semua pasukanku, semua pasukan Hungariaku sudah tewas." Lihat Browning 1994, hlm. 76. Browning, Reed (1994). The War of the Austrian Succession. Stroud: Alan Sutton. ISBN0750905786.
Pada akhir Perang Pewaris Austria, Graf Podewils dikirim sebagai duta besar untuk Austria oleh Raja Friedrich II dari Prusia. Podewils menjabarkan penampilan Maria Theresia dan bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari. Lihat Mahan 1932, hlm. 230. Mahan, Jabez Alexander (1932). Maria Theresa of Austria. New York: Crowell.
Dalam suratnya yang dialamatkan kepada Joseph, Maria Theresia menulis: "Apa, tanpa agama yang dominan? Toleransi, keacuhan, adalah cara-cara yang paling tepat untuk merusak segalanya... Apakah ada batasan lain? Tidak ada. Tidak ada tempat menggantung ataupun roda hukuman... Aku berbicara secara politik, bukan sebagai seorang Kristen. Agama sangatlah penting dan berfaedah. Apakah kamu akan mengizinkan semua orang bertindak sesuai dengan khayalannya? Jika tidak ada agama yang ditetapkan, tidak ada kepatuhan kepada Gereja, mau ke mana kita? Hukum kekuatan akan ditegakkan." Lihat Crankshaw 1970, hlm. 302 Crankshaw, Edward (1970). Maria Theresa. New York: Viking Press. ISBN0582107849.
Vocelka 2000, hlm. 201. Vocelka, Karl (2000). "Enlightenment in the Habsburg Monarchy: History of a Belated and Short-Lived Phenomenon". Dalam Grell, Ole Peter; Porter, Roy. Toleration in Enlightenment Europe. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0521651964.
Vocelka 2000, hlm. 200. Vocelka, Karl (2000). "Enlightenment in the Habsburg Monarchy: History of a Belated and Short-Lived Phenomenon". Dalam Grell, Ole Peter; Porter, Roy. Toleration in Enlightenment Europe. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0521651964.
Vocelka 2000, hlm. 202. Vocelka, Karl (2000). "Enlightenment in the Habsburg Monarchy: History of a Belated and Short-Lived Phenomenon". Dalam Grell, Ole Peter; Porter, Roy. Toleration in Enlightenment Europe. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0521651964.
Roider 1972. Roider, Karl A. (1972). "The Perils of Eighteenth-Century Peacemaking: Austria and the Treaty of Belgrade, 1739". Central European History. 5 (3): 195–207. doi:10.1017/s0008938900015478.
Ayahanda Maria Theresia memaksa Franz Stephan untuk mencabut haknya atas Lorraine, dan jika ia tidak melakukannya, maka ia tidak akan dapat menikahi Maria Theresia. Lihat Beales 1987, hlm. 23. Beales, Derek (1987). Joseph II: In the shadow of Maria Theresa, 1741–1780. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN0-521-24240-1.
Perlu waktu paling tidak seminggu agar bercak variola dapat muncul di sekujur tubuh orang yang tertular. Bercak baru muncul dua hari setelah Maria Josepha berziarah ke Kaisergruft, sehingga sang Adipati Wanita Agung kemungkinan sudah tertular sebelum ia mendatangi makam tersebut. Lihat Hopkins 2002, hlm. 64 Hopkins, Donald R (2002). The greatest killer: smallpox in history, with a new introduction. Chicago: University of Chicago Press. ISBN0-226-35168-8.