Analysis of information sources in references of the Wikipedia article "Muhammad" in Indonesian language version.
Memang, toleransi [Postel] yang lebih besar terhadap agama lain banyak terlihat di dalam Πανθενωδια: compostio omnium dissidiorum, di mana, secara mengherankan pada abad ke-16, dia berargumen bahwa Muhammad harus dihargai bahkan dalam Susunan Kristen sebagai seorang nabi sejati.
Hal-hal yang memalukan untuk dibicarakan; hal-hal yang akan menyusahkan orang-orang tertentu; dan laporan seperti yang telah saya diberitahu tidak dapat diterima sebagai dapat dipercaya - semua hal ini telah saya hilangkan. [Ibn Hashim, p. 691.]
Kita bisa membedakan tiga strata dari kanon ḥadīth Sunni. Inti abadi telah tertanam di Ṣaḥīḥayn. Di luar dua buku klasik dasar ini, beberapa cendekiawan abad keempat/kesepuluh merujuk pada pilihan empat buku yang menambahkan dua Sunans dari Abū Dāwūd (d. 275/889) and al-Nāsaʾī (d. 303/915). Kanon Lima Kitab, yang pertama kali dicatat pada abad keenam/keduabelas, memasukkan Jāmiʿ of al-Tirmidhī (d. 279/892). Terakhir, kanon Enam Buku, yang berasal dari periode yang sama, menambahkan salah satunya Sunan Ibnu Mājah (d. 273/887), Sunan ad-Dāruquṭnī (w. 385/995) atau Muwaṭṭaʾ karya Mālik b. Anas (w. 179/796). Kompendia ḥadīs belakangan sering menyertakan koleksi lain juga. Namun, tidak satu pun dari buku-buku ini yang mendapat penghargaan dari karya-karya al-Bukhārī dan karya-karya Muslim.
Kita bisa membedakan tiga strata dari kanon ḥadīth Sunni. Inti abadi telah tertanam di Ṣaḥīḥayn. Di luar dua buku klasik dasar ini, beberapa cendekiawan abad keempat/kesepuluh merujuk pada pilihan empat buku yang menambahkan dua Sunans dari Abū Dāwūd (d. 275/889) and al-Nāsaʾī (d. 303/915). Kanon Lima Kitab, yang pertama kali dicatat pada abad keenam/keduabelas, memasukkan Jāmiʿ of al-Tirmidhī (d. 279/892). Terakhir, kanon Enam Buku, yang berasal dari periode yang sama, menambahkan salah satunya Sunan Ibnu Mājah (d. 273/887), Sunan ad-Dāruquṭnī (w. 385/995) atau Muwaṭṭaʾ karya Mālik b. Anas (w. 179/796). Kompendia ḥadīs belakangan sering menyertakan koleksi lain juga. Namun, tidak satu pun dari buku-buku ini yang mendapat penghargaan dari karya-karya al-Bukhārī dan karya-karya Muslim.