Analysis of information sources in references of the Wikipedia article "Yahudi (agama)" in Indonesian language version.
Umat Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Al Masih karena:
#Yesus tidak menggenapi nubuat-nubuat tentang Al Masih. #Yesus tidak menampakkan sifat-sifat khas Al Masih. #Ayat-ayat Alkitab yang "mengacu" kepada Yesus adalah hasil terjemahan yang keliru. #Keyakinan Yahudi didasarkan atas pewahyuan kepada bangsa Yahudi.
Kristen Ibrani, Kristen Yahudi, Yahudi bagi Yesus, Yahudi Masehi, Yahudi Paripurna. Nama boleh saja berubah dari masa ke masa, tetapi semua nama tersebut mencerminkan fenomena yang sama, yakni tampilnya orang yang mengaku menjembatani keterpisahan teologi antara agama Kristen dan agama Yahudi, tetapi sesungguhnya berdiri teguh di sisi Kristen.... kita harus menegaskan, sebagaimana yang dilakukan oleh Mahkamah Agung Israel dalam perkara masuk Kristennya Frater Daniel yang menghebohkan itu, bahwa yang bersangkutan sudah melangkah keluar dari batas-batas komunitas Yahudi.
Missionary Impossible (Kebal Misionaris), sebuah video imajinatif dan pedoman kurikulum bagi para pengajar, para pendidik, dan para rabi untuk mengajari kaum muda Yahudi tentang cara mengenali dan menghadapi "Yahudi bagi Yesus," "Yahudi Masehi," dan berbagai lembaga dakwah Kristen lainnya, hasil karya enam mahasiswa kajian rabani di Hebrew Union College-Jewish Institute of Religion di Cincinnati. Keenam mahasiswa tersebut menciptakan video ini sebagai sarana untuk mengajarkan tentang mengapa kaum muda Yahudi dari keluarga kawin campur yang duduk di perguruan tinggi dan sekolah menengah merupakan target utama para misionaris Kristen.
Seperti apa pendirian ALEPH sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai Yahudi Masehi? ALEPH berpegang pada kebijakan menghormati tradisi-tradisi spiritual lain, tetapi menentang praktik-praktik yang mengecoh orang, dan tidak bersedia bekerja sama dengan denominasi-denominasi yang giat mengincar umat Yahudi untuk dijadikan anggota baru. Sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai "Yahudi Masehi", kami berpendirian bahwa mazhab ini sesungguhnya adalah mazhab agama Kristen, dan para penganjurnya akan lebih jujur jika menyebutnya demikian.
Umat Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Al Masih karena:
#Yesus tidak menggenapi nubuat-nubuat tentang Al Masih. #Yesus tidak menampakkan sifat-sifat khas Al Masih. #Ayat-ayat Alkitab yang "mengacu" kepada Yesus adalah hasil terjemahan yang keliru. #Keyakinan Yahudi didasarkan atas pewahyuan kepada bangsa Yahudi.
Kristen Ibrani, Kristen Yahudi, Yahudi bagi Yesus, Yahudi Masehi, Yahudi Paripurna. Nama boleh saja berubah dari masa ke masa, tetapi semua nama tersebut mencerminkan fenomena yang sama, yakni tampilnya orang yang mengaku menjembatani keterpisahan teologi antara agama Kristen dan agama Yahudi, tetapi sesungguhnya berdiri teguh di sisi Kristen.... kita harus menegaskan, sebagaimana yang dilakukan oleh Mahkamah Agung Israel dalam perkara masuk Kristennya Frater Daniel yang menghebohkan itu, bahwa yang bersangkutan sudah melangkah keluar dari batas-batas komunitas Yahudi.
Missionary Impossible (Kebal Misionaris), sebuah video imajinatif dan pedoman kurikulum bagi para pengajar, para pendidik, dan para rabi untuk mengajari kaum muda Yahudi tentang cara mengenali dan menghadapi "Yahudi bagi Yesus," "Yahudi Masehi," dan berbagai lembaga dakwah Kristen lainnya, hasil karya enam mahasiswa kajian rabani di Hebrew Union College-Jewish Institute of Religion di Cincinnati. Keenam mahasiswa tersebut menciptakan video ini sebagai sarana untuk mengajarkan tentang mengapa kaum muda Yahudi dari keluarga kawin campur yang duduk di perguruan tinggi dan sekolah menengah merupakan target utama para misionaris Kristen.
Seperti apa pendirian ALEPH sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai Yahudi Masehi? ALEPH berpegang pada kebijakan menghormati tradisi-tradisi spiritual lain, tetapi menentang praktik-praktik yang mengecoh orang, dan tidak bersedia bekerja sama dengan denominasi-denominasi yang giat mengincar umat Yahudi untuk dijadikan anggota baru. Sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai "Yahudi Masehi", kami berpendirian bahwa mazhab ini sesungguhnya adalah mazhab agama Kristen, dan para penganjurnya akan lebih jujur jika menyebutnya demikian.
Mazhab Yahudi Masehi, kendati mengusung gagasan tentang suatu mazhab mandiri yang beranggotakan pemeluk baru dari kalangan Yahudi, tetaplah merupakan buah dari gerakan misi, dan ikatan ini tidak pernah putus. Kemuncuan Yahudi Masehi dalam banyak hal merupakan hasil logis dari ideologi dan retorika gerakan misi untuk menginjili orang Yahudi maupun dukungan awal yang diberikannya kepada berbagai bentuk ekspresi Kristen Ibrani. Gerakan misi telah menggembar-gemborkan pesan bahwa orang Yahudi yang sudah memeluk agama Kristen tidaklah mengkhianati warisan leluhur dan bahkan iman mereka tetapi sesungguhnya justru menggenapi keyahudian mereka dengan memeluk agama Kristen. Lembaga-lembaga misi juga menganjurkan gagasan dispensasionalis bahwasanya Gereja sama dengan kumpulan orang beriman Kristen sejati, dan bahwasanya umat Kristen ditandai oleh penerimaan mereka terhadap Yesus selaku Juru Selamat pribadi mereka dan bukan oleh keterikatan mereka pada denominasi tertentu, liturgi tertentu, atau cara sembahyang tertentu. Lembaga-lembaga misi telah memasang lambang-lambang agama Yahudi pada bangunan-bangunan serta buku-buku mereka, dan menamai markas-markas mereka dengan nama-nama Ibrani semisal Emanuel atau Bet Sar Syalom. Tulisan-tulisan terbitan lembaga misi memuat lambang-lambang dan amalan-amalan khas agama Yahudi semisal menyalakan menorah. Sekalipun para misionaris yang diutus kepada orang-orang Yahudi merasa khawatir saat pertama kali bersentuhan dengan gerakan Yahudi Masehi yang lebih nekat dan mandiri itu, justru merekalah yang bertanggung jawab memprakarsai dan secara tidak langsung melahirkannya. Ideologi, retorika, dan lambang-lambang yang mereka pakai dari generasi ke generasi melatarbelakangi munculnya sebuah gerakan baru yang oleh para misionaris mula-mula ditolak karena dianggap kebablasan, tetapi kemudian diterima bahkan dirangkul.
... larangan-larangan tertentu dapat diabaikan tanpa ragu jika nyawa sudah di ujung tanduk, misalnya makan makanan yang tidak kosyer
Mazhab Saduki punah saat Haikal ke-2 dihancurkan pada tahun 70 M, dan Mazhab Farisi menjadi mazhab yang terkemuka.
Beberapa kelompok yang diketahui telah menolong orang-orang Yahudi adalah kelompok keagamaan. Salah satunya adalah Gereja Bersaksi, denominasi Protestan yang terbentuk pada bulan Mei 1934, sesudah Hitler menjadi Kanselir Jerman. Salah satu tujuannya adalah untuk memperjuangkan pembatalan hukum Nazi "yang mewajibkan pemurnian jawatan kepamongprajaan dari anasir-anasir Yahudi maupun peranakan Yahudi." Tujuan lainnya adalah untuk menolong orang-orang "yang menderita lantaran hukum-hukum yang represif maupun tindak kekerasan." Sekitar 7.000 dari 17.000 rohaniwan Protestan di Jerman bergabung dengan Gereja Bersaksi. Dari sekian banyak orang Yahudi yang mereka selamatkan, ada dua orang yang tidak dapat melupakan budi baik mereka, yakni Max Krakauer beserta istrinya. Pasangan ini berutang nyawa kepada Gereja Bersaksi lantaran berhasil selamat setelah disembunyikan di enam puluh enam rumah dan ditolong oleh lebih dari delapan puluh orang anggota jemaat Gereja Bersaksi. Gereja Katolik Jerman dengan caranya sendiri berusaha melindungi umat Katolik keturunan Yahudi. Salah satu contoh yang istimewa adalah langkah berani Graf von Galen, Uskup Munster. Secara terang-terangan ia mengecam penjagalan orang Yahudi yang dilakukan Nazi, dan berhasil meredam aksi kekejaman mereka untuk sementara waktu. ... Anggota-anggota Serikat Persahabatan alias kaum Quaker di Jerman, bekerja sama dengan organisasi-organisasi Serikat Persahabatan di negara-negara lain, lumayan berhasil menyelamatkan orang-orang Yahudi. ... saksi-saksi Yehuwa, yang juga diincar untuk dijebloskan ke dalam kamp-kamp konsentrasi, juga memberi pertolongan kepada orang-orang Yahudi.
Menjelang berakhirnya era 1960-an dan 1970-an, baik umat Yahudi maupun umat Kristen di Amerika Serikat dikejutkan oleh munculnya gerakan Kristen Yahudi atau Yahudi Kristen yang begitu berapi-api.
Kebangkitan Mazhab Yahudi Masehi. Pada tahap pertama kemunculan mazhab ini, yakni pada permulaan dan pertengahan era 1970-an, orang-orang Yahudi yang beralih memeluk agama Kristen membentuk sejumlah jemaat atas prakarsa sendiri. Lain dari komunitas-komunitas Kristen Yahudi sebelumnya, jemaat-jemaat Yahudi Masehi jauh lebih mandiri, lepas dari kendali lembaga-lembaga misionaris maupun denominasi-denominasi Kristen, sekalipun mereka masih berharap keberadaannya dapat diterima oleh komunitas injili yang lebih luas.
Kendati muncul pada abad pertama tarikh Masehi sebagai sebuah mazhab agama Yahudi, agama Kristen dengan segera berpisah dari agama Yahudi dan mengaku sebagai pengganti agama Yahudi; semenjak saat itu, hubungan antara kedua agama kerap terganggu. Namun pada abad ke-20, muncul kelompok-kelompok kaum muda Yahudi yang mengaku telah mengatasi perbedaan-perbedaan historis antara kedua agama dan menyatupadukan jati diri dan adat-istiadat Yahudi dengan iman Kristen.
Ketika mengemuka di Israel pada era 1940-an dan 1950-an, istilah ini digunakan sebagai sebutan bagi semua orang Yahudi yang memeluk agama Kristen dalam bentuk mazhab Protestan injili. Misionaris-misionaris seperti Robert Lindsey dari gereja Baptis Selatan menilai bahwa bagi warga Yahudi Israel, istilah nozrim, yakni "Kristen" dalam bahasa Ibrani, nyaris otomatis bermakna sebuah agama asing, agama lawan. Karena istilah semacam ini nyaris mustahil dapat meyakinkan orang Yahudi bahwa agama Kristen adalah agama mereka, para misionaris mencari istilah yang lebih netral, istilah yang tidak menimbulkan kesan negatif. Mereka memilih Mesyikyim, Masehi, guna menghilangkan kesan mencurigakan dan permusuhan yang terkandung dalam istilah nozrim. Sebagai sebuah istilah, Mesyikyim memeliki kelebihan menonjolkan paham tentang Al Masih sebagai salah satu komponen utama dari keyakinan Kristen injili yang digembar-gemborkan oleh lembaga-lembaga misi dan komunitas-komunitas orang Yahudi yang sudah memeluk agama Kristen. Istilah ini menimbulkan kesan bahwa agama Kristen adalah sebuah agama yang inovatif alih-alih sebuah agama lawas yang tidak disukai orang. Istilah ini digunakan sebagai sebutan bagi orang-orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, dan tidak digunakan sebagai sebutan bagi warga Yahudi Israel yang memeluk agama Kristen Katolik Roma, yang menyebut diri umat Kristen Ibrani. Istilah Yahudi Masehi mulai digunakan di Amerika Serikat pada permulaan era 1970-an oleh para pemeluk baru agama Kristen injili, yang menganjurkan para pemeluk baru ini untuk lebih bangga akan asal-usul dan warisan keyahudian mereka.
Dengan demikian, penginjilan terhadap orang Yahudi adalah inti dari mazhab Yahudi Masehi.
Mazhab Yahudi Masehi, kendati mengusung gagasan tentang suatu mazhab mandiri yang beranggotakan pemeluk baru dari kalangan Yahudi, tetaplah merupakan buah dari gerakan misi, dan ikatan ini tidak pernah putus. Kemuncuan Yahudi Masehi dalam banyak hal merupakan hasil logis dari ideologi dan retorika gerakan misi untuk menginjili orang Yahudi maupun dukungan awal yang diberikannya kepada berbagai bentuk ekspresi Kristen Ibrani. Gerakan misi telah menggembar-gemborkan pesan bahwa orang Yahudi yang sudah memeluk agama Kristen tidaklah mengkhianati warisan leluhur dan bahkan iman mereka tetapi sesungguhnya justru menggenapi keyahudian mereka dengan memeluk agama Kristen. Lembaga-lembaga misi juga menganjurkan gagasan dispensasionalis bahwasanya Gereja sama dengan kumpulan orang beriman Kristen sejati, dan bahwasanya umat Kristen ditandai oleh penerimaan mereka terhadap Yesus selaku Juru Selamat pribadi mereka dan bukan oleh keterikatan mereka pada denominasi tertentu, liturgi tertentu, atau cara sembahyang tertentu. Lembaga-lembaga misi telah memasang lambang-lambang agama Yahudi pada bangunan-bangunan serta buku-buku mereka, dan menamai markas-markas mereka dengan nama-nama Ibrani semisal Emanuel atau Bet Sar Syalom. Tulisan-tulisan terbitan lembaga misi memuat lambang-lambang dan amalan-amalan khas agama Yahudi semisal menyalakan menorah. Sekalipun para misionaris yang diutus kepada orang-orang Yahudi merasa khawatir saat pertama kali bersentuhan dengan gerakan Yahudi Masehi yang lebih nekat dan mandiri itu, justru merekalah yang bertanggung jawab memprakarsai dan secara tidak langsung melahirkannya. Ideologi, retorika, dan lambang-lambang yang mereka pakai dari generasi ke generasi melatarbelakangi munculnya sebuah gerakan baru yang oleh para misionaris mula-mula ditolak karena dianggap kebablasan, tetapi kemudian diterima bahkan dirangkul.
Paulus termotivasi oleh hasrat Yunanistik akan Yang Esa, yang menghasilkan antara lain suatu cita-cita akan esensi manusia yang bersifat universal, melampaui perbedaan dan hierarki. Akan tetapi kemanusiaan universal ini disandangkan (dan masih disandangkan) pada dualisme tubuh dan roh, sehingga kendati tubuh itu bersifat perseorangan, ditandai melalui amalan-amalan selaku orang Yahudi atau orang Gerika, dan melalui anatomi selaku laki-laki atau perempuan, roh itu bersifat universal. Kendati demikian, Paulus tidak menolak tubuh, sebagaimana yang dilakukan pihak lain semisal kaum gnostik, tetapi justru menganjutkan suatu sistem yang memberi tempat bagi tubuh, sekalipun tubuh ditundukkan di bawah roh. Dualisme antropologi Paulus juga selaras dengan dualisme ilmu tafsir. Sebagaimana umat manusia terdiri atas unsur jasmani dan unsur rohani, demikian pula halnya dengan bahasa. Bahasa terdiri atas tanda-tanda jasmaniah dan makna rohaniah yang terkandung di dalamnya. Manakala pandangan ini diterapkan atas sistem religi yang diwarisi Paulus, tanda-tanda jasmaniah Taurat, yang berasal dari agama Yahudi historis, ditafsir ulang menjadi lambang-lambang yang dipahami Paulus sebagai syarat-syarat dan peluang-peluang universal bagi umat manusia.
Keyahudian mendobrak penggolongan-penggolongan jati diri, karena keyahudian bukan kebangsaan, bukan silsilah keturunan, bukan kepercayaan, melainkan ketiga-ketiganya sekaligus, terpadu dalam ketegangan dialektis satu sama lain.
Paulus termotivasi oleh hasrat Yunanistik akan Yang Esa, yang menghasilkan antara lain suatu cita-cita akan esensi manusia yang bersifat universal, melampaui perbedaan dan hierarki. Akan tetapi kemanusiaan universal ini disandangkan (dan masih disandangkan) pada dualisme tubuh dan roh, sehingga kendati tubuh itu bersifat perseorangan, ditandai melalui amalan-amalan selaku orang Yahudi atau orang Gerika, dan melalui anatomi selaku laki-laki atau perempuan, roh itu bersifat universal. Kendati demikian, Paulus tidak menolak tubuh, sebagaimana yang dilakukan pihak lain semisal kaum gnostik, tetapi justru menganjutkan suatu sistem yang memberi tempat bagi tubuh, sekalipun tubuh ditundukkan di bawah roh. Dualisme antropologi Paulus juga selaras dengan dualisme ilmu tafsir. Sebagaimana umat manusia terdiri atas unsur jasmani dan unsur rohani, demikian pula halnya dengan bahasa. Bahasa terdiri atas tanda-tanda jasmaniah dan makna rohaniah yang terkandung di dalamnya. Manakala pandangan ini diterapkan atas sistem religi yang diwarisi Paulus, tanda-tanda jasmaniah Taurat, yang berasal dari agama Yahudi historis, ditafsir ulang menjadi lambang-lambang yang dipahami Paulus sebagai syarat-syarat dan peluang-peluang universal bagi umat manusia.
Umat Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Al Masih karena:
#Yesus tidak menggenapi nubuat-nubuat tentang Al Masih. #Yesus tidak menampakkan sifat-sifat khas Al Masih. #Ayat-ayat Alkitab yang "mengacu" kepada Yesus adalah hasil terjemahan yang keliru. #Keyakinan Yahudi didasarkan atas pewahyuan kepada bangsa Yahudi.
Kristen Ibrani, Kristen Yahudi, Yahudi bagi Yesus, Yahudi Masehi, Yahudi Paripurna. Nama boleh saja berubah dari masa ke masa, tetapi semua nama tersebut mencerminkan fenomena yang sama, yakni tampilnya orang yang mengaku menjembatani keterpisahan teologi antara agama Kristen dan agama Yahudi, tetapi sesungguhnya berdiri teguh di sisi Kristen.... kita harus menegaskan, sebagaimana yang dilakukan oleh Mahkamah Agung Israel dalam perkara masuk Kristennya Frater Daniel yang menghebohkan itu, bahwa yang bersangkutan sudah melangkah keluar dari batas-batas komunitas Yahudi.
Missionary Impossible (Kebal Misionaris), sebuah video imajinatif dan pedoman kurikulum bagi para pengajar, para pendidik, dan para rabi untuk mengajari kaum muda Yahudi tentang cara mengenali dan menghadapi "Yahudi bagi Yesus," "Yahudi Masehi," dan berbagai lembaga dakwah Kristen lainnya, hasil karya enam mahasiswa kajian rabani di Hebrew Union College-Jewish Institute of Religion di Cincinnati. Keenam mahasiswa tersebut menciptakan video ini sebagai sarana untuk mengajarkan tentang mengapa kaum muda Yahudi dari keluarga kawin campur yang duduk di perguruan tinggi dan sekolah menengah merupakan target utama para misionaris Kristen.
Seperti apa pendirian ALEPH sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai Yahudi Masehi? ALEPH berpegang pada kebijakan menghormati tradisi-tradisi spiritual lain, tetapi menentang praktik-praktik yang mengecoh orang, dan tidak bersedia bekerja sama dengan denominasi-denominasi yang giat mengincar umat Yahudi untuk dijadikan anggota baru. Sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai "Yahudi Masehi", kami berpendirian bahwa mazhab ini sesungguhnya adalah mazhab agama Kristen, dan para penganjurnya akan lebih jujur jika menyebutnya demikian.
Inilah sesungguhnya Yesyua itu: Ia bukan sekadar insan semata, dan sebagai insan, Ia bukan berasal dari Adam, melainkan dari Tuhan. Ia adalah Firman Ha Syem, Sang Memra, Sang Dawar, Sang Sadiq, Ia tidak menjadi orang benar, tetapi orang benar merupakan fitrah-Nya. Ia disebut Putra Tuhan, Ia adalah wakil Ha Syem yang disebut Ha Syem, dan Ia adalah "Ha Syem" yang bergaul dengan kita dan yang tidak mati.
Masuk mazhab Yahudi Ha Derek, menerima Yesyua sebagai raja anda adalah tindakan pertama sesudah hati anda berbalik kepada Ha Syem dan Taurat-Nya—karena orang tidak dapat menaati perintah Tuhan jika tidak lebih dahulu mengasihi Tuhan, dan kita mengasihi Tuhan dengan cara mengikuti Al Masih utusan-Nya. Khitan demi memenuhi syarat menjadi pemeluk agama Yahudi, tanpa lebih dahulu menerima Yesyua sebagai raja dan oleh sebab itu patuh kepada-Nya, hanya berguna membuka jalan masuk ke dalam komunitas Yahudi. Tindakan ini tidak berguna untuk selamat di akhirat.... Khitan tanpa dibarengi niat untuk patuh kepada Ha Syem, dan tanpa menerima Yesyua sebagai raja anda, tidak lebih dari sebuah prosedur pembedahan belaka, bahkan parahnya lagi, dapat membuat anda percaya bahwa jati diri Yahudi menjamin anda selamat di akhirat—dan jika sudah demikian, apa lagi gunanya Al Masih Yesyua, Sang Firman Ha Shyem itu, bagi anda? Sia-sia saja Ia wafat!... Selaku mualaf dari bangsa-bangsa bukan Yahudi, sudah menjadi kewajiban anda untuk memelihara perjanjian, jika anda seorang laki-laki, itu artinya anda harus dikhitan demi menunaikan perintah khitan. Khitan bukanlah syarat wajib untuk menjadi bagian dari pihak yang terikat perjanjian (yakni dijadikan orang benar di hadapan Ha Syem, dan dengan demikian beroleh hidup kekal), melainkan syarat ketaatan kepada perintah-perintah Tuhan, karena khitan diwajibkan bagi orang-orang yang termasuk nasab Abraham, baik yang terlahir demikian, yang diadopsi, maupun yang masuk ke dalamnya....Jikalau anda sudah paham apa itu khitan sesudah membaca semua ini, yakni paham bahwa khitan adalah tindakan taat, dan bukan tindakan untuk menjadi orang benar di hadapan Ha Syem demi beroleh hidup kekal, maka andaikata anda adalah seorang laki-laki yang beriman kepada Yesyua Al Masih agar ditebus dari maut, ganjaran atas dosa pemberontakan anda terhadap-Nya, maka tunaikanlah khitan, dan dengan demikian menjadi pemeluk agama Yahudi, sebagai tindakan taat kepada Al Masih.
Kami mengakui keinginan orang-orang dari segala bangsa untuk memeluk agama Yahudi, melalui Ha Derek (Jalan) (Yahudi Masehi), salah satu mazhab agama Yahudi.
Oleh karena itu kami pahami istilah ini sebagai suatu kiasan yang berarti bahwa Taurat itu bersifat ilahiah dan mencerminkan kehendak Tuhan.
Paulus termotivasi oleh hasrat Yunanistik akan Yang Esa, yang menghasilkan antara lain suatu cita-cita akan esensi manusia yang bersifat universal, melampaui perbedaan dan hierarki. Akan tetapi kemanusiaan universal ini disandangkan (dan masih disandangkan) pada dualisme tubuh dan roh, sehingga kendati tubuh itu bersifat perseorangan, ditandai melalui amalan-amalan selaku orang Yahudi atau orang Gerika, dan melalui anatomi selaku laki-laki atau perempuan, roh itu bersifat universal. Kendati demikian, Paulus tidak menolak tubuh, sebagaimana yang dilakukan pihak lain semisal kaum gnostik, tetapi justru menganjutkan suatu sistem yang memberi tempat bagi tubuh, sekalipun tubuh ditundukkan di bawah roh. Dualisme antropologi Paulus juga selaras dengan dualisme ilmu tafsir. Sebagaimana umat manusia terdiri atas unsur jasmani dan unsur rohani, demikian pula halnya dengan bahasa. Bahasa terdiri atas tanda-tanda jasmaniah dan makna rohaniah yang terkandung di dalamnya. Manakala pandangan ini diterapkan atas sistem religi yang diwarisi Paulus, tanda-tanda jasmaniah Taurat, yang berasal dari agama Yahudi historis, ditafsir ulang menjadi lambang-lambang yang dipahami Paulus sebagai syarat-syarat dan peluang-peluang universal bagi umat manusia.
Menjelang berakhirnya era 1960-an dan 1970-an, baik umat Yahudi maupun umat Kristen di Amerika Serikat dikejutkan oleh munculnya gerakan Kristen Yahudi atau Yahudi Kristen yang begitu berapi-api.
Kebangkitan Mazhab Yahudi Masehi. Pada tahap pertama kemunculan mazhab ini, yakni pada permulaan dan pertengahan era 1970-an, orang-orang Yahudi yang beralih memeluk agama Kristen membentuk sejumlah jemaat atas prakarsa sendiri. Lain dari komunitas-komunitas Kristen Yahudi sebelumnya, jemaat-jemaat Yahudi Masehi jauh lebih mandiri, lepas dari kendali lembaga-lembaga misionaris maupun denominasi-denominasi Kristen, sekalipun mereka masih berharap keberadaannya dapat diterima oleh komunitas injili yang lebih luas.
Kendati muncul pada abad pertama tarikh Masehi sebagai sebuah mazhab agama Yahudi, agama Kristen dengan segera berpisah dari agama Yahudi dan mengaku sebagai pengganti agama Yahudi; semenjak saat itu, hubungan antara kedua agama kerap terganggu. Namun pada abad ke-20, muncul kelompok-kelompok kaum muda Yahudi yang mengaku telah mengatasi perbedaan-perbedaan historis antara kedua agama dan menyatupadukan jati diri dan adat-istiadat Yahudi dengan iman Kristen.
Ketika mengemuka di Israel pada era 1940-an dan 1950-an, istilah ini digunakan sebagai sebutan bagi semua orang Yahudi yang memeluk agama Kristen dalam bentuk mazhab Protestan injili. Misionaris-misionaris seperti Robert Lindsey dari gereja Baptis Selatan menilai bahwa bagi warga Yahudi Israel, istilah nozrim, yakni "Kristen" dalam bahasa Ibrani, nyaris otomatis bermakna sebuah agama asing, agama lawan. Karena istilah semacam ini nyaris mustahil dapat meyakinkan orang Yahudi bahwa agama Kristen adalah agama mereka, para misionaris mencari istilah yang lebih netral, istilah yang tidak menimbulkan kesan negatif. Mereka memilih Mesyikyim, Masehi, guna menghilangkan kesan mencurigakan dan permusuhan yang terkandung dalam istilah nozrim. Sebagai sebuah istilah, Mesyikyim memeliki kelebihan menonjolkan paham tentang Al Masih sebagai salah satu komponen utama dari keyakinan Kristen injili yang digembar-gemborkan oleh lembaga-lembaga misi dan komunitas-komunitas orang Yahudi yang sudah memeluk agama Kristen. Istilah ini menimbulkan kesan bahwa agama Kristen adalah sebuah agama yang inovatif alih-alih sebuah agama lawas yang tidak disukai orang. Istilah ini digunakan sebagai sebutan bagi orang-orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, dan tidak digunakan sebagai sebutan bagi warga Yahudi Israel yang memeluk agama Kristen Katolik Roma, yang menyebut diri umat Kristen Ibrani. Istilah Yahudi Masehi mulai digunakan di Amerika Serikat pada permulaan era 1970-an oleh para pemeluk baru agama Kristen injili, yang menganjurkan para pemeluk baru ini untuk lebih bangga akan asal-usul dan warisan keyahudian mereka.
Taurat adalah pancaran Tuhan... Bagi kita, konsep ini bukanlah berarti bahwa proses pewahyuan adalah tindakan Tuhan mengimlakan sesuatu.
Babi juga adalah satwa paling "terefah" dari semua satwa, sampai-sampai namanya saja nyaris sinonim dengan "tidak kosyer" ... Sekalipun bukan satu-satunya satwa yang termaktub dalam senarai satwa tak kosyer, agaknya babi menempati kelas tersendiri.
1. Kami percaya Alkitab adalah Firman Tuhan yang tepercaya, satu-satunya yang tanpa salah, dan yang diilhamkan.
2. Kami percaya bahwa ada satu Tuhan, kekal maujud dalam tiga pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
3. Kami percaya akan keilahian Rabb Yesyua, Al Masih, akan kelahiran-Nya dari seorang perawan, akan kehidupan-Nya yang tanpa dosa, akan mukjizat-mukjizat-Nya, akan kematian-Nya demi menebus dan menggantikan umat manusia dengan menumpahkan darah-Nya, akan kebangkitan-Nya secara jasmani, akan kenaikan-Nya ke sebelah kanan Bapa, dan akan kedatangan-Nya kembali secara pribadi dalam kuasa dan kemuliaan.
Umat Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Al Masih karena:
#Yesus tidak menggenapi nubuat-nubuat tentang Al Masih. #Yesus tidak menampakkan sifat-sifat khas Al Masih. #Ayat-ayat Alkitab yang "mengacu" kepada Yesus adalah hasil terjemahan yang keliru. #Keyakinan Yahudi didasarkan atas pewahyuan kepada bangsa Yahudi.
Kristen Ibrani, Kristen Yahudi, Yahudi bagi Yesus, Yahudi Masehi, Yahudi Paripurna. Nama boleh saja berubah dari masa ke masa, tetapi semua nama tersebut mencerminkan fenomena yang sama, yakni tampilnya orang yang mengaku menjembatani keterpisahan teologi antara agama Kristen dan agama Yahudi, tetapi sesungguhnya berdiri teguh di sisi Kristen.... kita harus menegaskan, sebagaimana yang dilakukan oleh Mahkamah Agung Israel dalam perkara masuk Kristennya Frater Daniel yang menghebohkan itu, bahwa yang bersangkutan sudah melangkah keluar dari batas-batas komunitas Yahudi.
Missionary Impossible (Kebal Misionaris), sebuah video imajinatif dan pedoman kurikulum bagi para pengajar, para pendidik, dan para rabi untuk mengajari kaum muda Yahudi tentang cara mengenali dan menghadapi "Yahudi bagi Yesus," "Yahudi Masehi," dan berbagai lembaga dakwah Kristen lainnya, hasil karya enam mahasiswa kajian rabani di Hebrew Union College-Jewish Institute of Religion di Cincinnati. Keenam mahasiswa tersebut menciptakan video ini sebagai sarana untuk mengajarkan tentang mengapa kaum muda Yahudi dari keluarga kawin campur yang duduk di perguruan tinggi dan sekolah menengah merupakan target utama para misionaris Kristen.
Seperti apa pendirian ALEPH sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai Yahudi Masehi? ALEPH berpegang pada kebijakan menghormati tradisi-tradisi spiritual lain, tetapi menentang praktik-praktik yang mengecoh orang, dan tidak bersedia bekerja sama dengan denominasi-denominasi yang giat mengincar umat Yahudi untuk dijadikan anggota baru. Sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai "Yahudi Masehi", kami berpendirian bahwa mazhab ini sesungguhnya adalah mazhab agama Kristen, dan para penganjurnya akan lebih jujur jika menyebutnya demikian.
Paulus termotivasi oleh hasrat Yunanistik akan Yang Esa, yang menghasilkan antara lain suatu cita-cita akan esensi manusia yang bersifat universal, melampaui perbedaan dan hierarki. Akan tetapi kemanusiaan universal ini disandangkan (dan masih disandangkan) pada dualisme tubuh dan roh, sehingga kendati tubuh itu bersifat perseorangan, ditandai melalui amalan-amalan selaku orang Yahudi atau orang Gerika, dan melalui anatomi selaku laki-laki atau perempuan, roh itu bersifat universal. Kendati demikian, Paulus tidak menolak tubuh, sebagaimana yang dilakukan pihak lain semisal kaum gnostik, tetapi justru menganjutkan suatu sistem yang memberi tempat bagi tubuh, sekalipun tubuh ditundukkan di bawah roh. Dualisme antropologi Paulus juga selaras dengan dualisme ilmu tafsir. Sebagaimana umat manusia terdiri atas unsur jasmani dan unsur rohani, demikian pula halnya dengan bahasa. Bahasa terdiri atas tanda-tanda jasmaniah dan makna rohaniah yang terkandung di dalamnya. Manakala pandangan ini diterapkan atas sistem religi yang diwarisi Paulus, tanda-tanda jasmaniah Taurat, yang berasal dari agama Yahudi historis, ditafsir ulang menjadi lambang-lambang yang dipahami Paulus sebagai syarat-syarat dan peluang-peluang universal bagi umat manusia.
Keyahudian mendobrak penggolongan-penggolongan jati diri, karena keyahudian bukan kebangsaan, bukan silsilah keturunan, bukan kepercayaan, melainkan ketiga-ketiganya sekaligus, terpadu dalam ketegangan dialektis satu sama lain.
Taurat adalah pancaran Tuhan... Bagi kita, konsep ini bukanlah berarti bahwa proses pewahyuan adalah tindakan Tuhan mengimlakan sesuatu.
Oleh karena itu kami pahami istilah ini sebagai suatu kiasan yang berarti bahwa Taurat itu bersifat ilahiah dan mencerminkan kehendak Tuhan.
Babi juga adalah satwa paling "terefah" dari semua satwa, sampai-sampai namanya saja nyaris sinonim dengan "tidak kosyer" ... Sekalipun bukan satu-satunya satwa yang termaktub dalam senarai satwa tak kosyer, agaknya babi menempati kelas tersendiri.
... larangan-larangan tertentu dapat diabaikan tanpa ragu jika nyawa sudah di ujung tanduk, misalnya makan makanan yang tidak kosyer
Mazhab Saduki punah saat Haikal ke-2 dihancurkan pada tahun 70 M, dan Mazhab Farisi menjadi mazhab yang terkemuka.
1. Kami percaya Alkitab adalah Firman Tuhan yang tepercaya, satu-satunya yang tanpa salah, dan yang diilhamkan.
2. Kami percaya bahwa ada satu Tuhan, kekal maujud dalam tiga pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
3. Kami percaya akan keilahian Rabb Yesyua, Al Masih, akan kelahiran-Nya dari seorang perawan, akan kehidupan-Nya yang tanpa dosa, akan mukjizat-mukjizat-Nya, akan kematian-Nya demi menebus dan menggantikan umat manusia dengan menumpahkan darah-Nya, akan kebangkitan-Nya secara jasmani, akan kenaikan-Nya ke sebelah kanan Bapa, dan akan kedatangan-Nya kembali secara pribadi dalam kuasa dan kemuliaan.
Inilah sesungguhnya Yesyua itu: Ia bukan sekadar insan semata, dan sebagai insan, Ia bukan berasal dari Adam, melainkan dari Tuhan. Ia adalah Firman Ha Syem, Sang Memra, Sang Dawar, Sang Sadiq, Ia tidak menjadi orang benar, tetapi orang benar merupakan fitrah-Nya. Ia disebut Putra Tuhan, Ia adalah wakil Ha Syem yang disebut Ha Syem, dan Ia adalah "Ha Syem" yang bergaul dengan kita dan yang tidak mati.
Masuk mazhab Yahudi Ha Derek, menerima Yesyua sebagai raja anda adalah tindakan pertama sesudah hati anda berbalik kepada Ha Syem dan Taurat-Nya—karena orang tidak dapat menaati perintah Tuhan jika tidak lebih dahulu mengasihi Tuhan, dan kita mengasihi Tuhan dengan cara mengikuti Al Masih utusan-Nya. Khitan demi memenuhi syarat menjadi pemeluk agama Yahudi, tanpa lebih dahulu menerima Yesyua sebagai raja dan oleh sebab itu patuh kepada-Nya, hanya berguna membuka jalan masuk ke dalam komunitas Yahudi. Tindakan ini tidak berguna untuk selamat di akhirat.... Khitan tanpa dibarengi niat untuk patuh kepada Ha Syem, dan tanpa menerima Yesyua sebagai raja anda, tidak lebih dari sebuah prosedur pembedahan belaka, bahkan parahnya lagi, dapat membuat anda percaya bahwa jati diri Yahudi menjamin anda selamat di akhirat—dan jika sudah demikian, apa lagi gunanya Al Masih Yesyua, Sang Firman Ha Shyem itu, bagi anda? Sia-sia saja Ia wafat!... Selaku mualaf dari bangsa-bangsa bukan Yahudi, sudah menjadi kewajiban anda untuk memelihara perjanjian, jika anda seorang laki-laki, itu artinya anda harus dikhitan demi menunaikan perintah khitan. Khitan bukanlah syarat wajib untuk menjadi bagian dari pihak yang terikat perjanjian (yakni dijadikan orang benar di hadapan Ha Syem, dan dengan demikian beroleh hidup kekal), melainkan syarat ketaatan kepada perintah-perintah Tuhan, karena khitan diwajibkan bagi orang-orang yang termasuk nasab Abraham, baik yang terlahir demikian, yang diadopsi, maupun yang masuk ke dalamnya....Jikalau anda sudah paham apa itu khitan sesudah membaca semua ini, yakni paham bahwa khitan adalah tindakan taat, dan bukan tindakan untuk menjadi orang benar di hadapan Ha Syem demi beroleh hidup kekal, maka andaikata anda adalah seorang laki-laki yang beriman kepada Yesyua Al Masih agar ditebus dari maut, ganjaran atas dosa pemberontakan anda terhadap-Nya, maka tunaikanlah khitan, dan dengan demikian menjadi pemeluk agama Yahudi, sebagai tindakan taat kepada Al Masih.
Umat Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Al Masih karena:
#Yesus tidak menggenapi nubuat-nubuat tentang Al Masih. #Yesus tidak menampakkan sifat-sifat khas Al Masih. #Ayat-ayat Alkitab yang "mengacu" kepada Yesus adalah hasil terjemahan yang keliru. #Keyakinan Yahudi didasarkan atas pewahyuan kepada bangsa Yahudi.
Kristen Ibrani, Kristen Yahudi, Yahudi bagi Yesus, Yahudi Masehi, Yahudi Paripurna. Nama boleh saja berubah dari masa ke masa, tetapi semua nama tersebut mencerminkan fenomena yang sama, yakni tampilnya orang yang mengaku menjembatani keterpisahan teologi antara agama Kristen dan agama Yahudi, tetapi sesungguhnya berdiri teguh di sisi Kristen.... kita harus menegaskan, sebagaimana yang dilakukan oleh Mahkamah Agung Israel dalam perkara masuk Kristennya Frater Daniel yang menghebohkan itu, bahwa yang bersangkutan sudah melangkah keluar dari batas-batas komunitas Yahudi.
Missionary Impossible (Kebal Misionaris), sebuah video imajinatif dan pedoman kurikulum bagi para pengajar, para pendidik, dan para rabi untuk mengajari kaum muda Yahudi tentang cara mengenali dan menghadapi "Yahudi bagi Yesus," "Yahudi Masehi," dan berbagai lembaga dakwah Kristen lainnya, hasil karya enam mahasiswa kajian rabani di Hebrew Union College-Jewish Institute of Religion di Cincinnati. Keenam mahasiswa tersebut menciptakan video ini sebagai sarana untuk mengajarkan tentang mengapa kaum muda Yahudi dari keluarga kawin campur yang duduk di perguruan tinggi dan sekolah menengah merupakan target utama para misionaris Kristen.
Seperti apa pendirian ALEPH sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai Yahudi Masehi? ALEPH berpegang pada kebijakan menghormati tradisi-tradisi spiritual lain, tetapi menentang praktik-praktik yang mengecoh orang, dan tidak bersedia bekerja sama dengan denominasi-denominasi yang giat mengincar umat Yahudi untuk dijadikan anggota baru. Sehubungan dengan apa yang disebut-sebut sebagai "Yahudi Masehi", kami berpendirian bahwa mazhab ini sesungguhnya adalah mazhab agama Kristen, dan para penganjurnya akan lebih jujur jika menyebutnya demikian.
Menjelang berakhirnya era 1960-an dan 1970-an, baik umat Yahudi maupun umat Kristen di Amerika Serikat dikejutkan oleh munculnya gerakan Kristen Yahudi atau Yahudi Kristen yang begitu berapi-api.
Kebangkitan Mazhab Yahudi Masehi. Pada tahap pertama kemunculan mazhab ini, yakni pada permulaan dan pertengahan era 1970-an, orang-orang Yahudi yang beralih memeluk agama Kristen membentuk sejumlah jemaat atas prakarsa sendiri. Lain dari komunitas-komunitas Kristen Yahudi sebelumnya, jemaat-jemaat Yahudi Masehi jauh lebih mandiri, lepas dari kendali lembaga-lembaga misionaris maupun denominasi-denominasi Kristen, sekalipun mereka masih berharap keberadaannya dapat diterima oleh komunitas injili yang lebih luas.
Kendati muncul pada abad pertama tarikh Masehi sebagai sebuah mazhab agama Yahudi, agama Kristen dengan segera berpisah dari agama Yahudi dan mengaku sebagai pengganti agama Yahudi; semenjak saat itu, hubungan antara kedua agama kerap terganggu. Namun pada abad ke-20, muncul kelompok-kelompok kaum muda Yahudi yang mengaku telah mengatasi perbedaan-perbedaan historis antara kedua agama dan menyatupadukan jati diri dan adat-istiadat Yahudi dengan iman Kristen.
Ketika mengemuka di Israel pada era 1940-an dan 1950-an, istilah ini digunakan sebagai sebutan bagi semua orang Yahudi yang memeluk agama Kristen dalam bentuk mazhab Protestan injili. Misionaris-misionaris seperti Robert Lindsey dari gereja Baptis Selatan menilai bahwa bagi warga Yahudi Israel, istilah nozrim, yakni "Kristen" dalam bahasa Ibrani, nyaris otomatis bermakna sebuah agama asing, agama lawan. Karena istilah semacam ini nyaris mustahil dapat meyakinkan orang Yahudi bahwa agama Kristen adalah agama mereka, para misionaris mencari istilah yang lebih netral, istilah yang tidak menimbulkan kesan negatif. Mereka memilih Mesyikyim, Masehi, guna menghilangkan kesan mencurigakan dan permusuhan yang terkandung dalam istilah nozrim. Sebagai sebuah istilah, Mesyikyim memeliki kelebihan menonjolkan paham tentang Al Masih sebagai salah satu komponen utama dari keyakinan Kristen injili yang digembar-gemborkan oleh lembaga-lembaga misi dan komunitas-komunitas orang Yahudi yang sudah memeluk agama Kristen. Istilah ini menimbulkan kesan bahwa agama Kristen adalah sebuah agama yang inovatif alih-alih sebuah agama lawas yang tidak disukai orang. Istilah ini digunakan sebagai sebutan bagi orang-orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, dan tidak digunakan sebagai sebutan bagi warga Yahudi Israel yang memeluk agama Kristen Katolik Roma, yang menyebut diri umat Kristen Ibrani. Istilah Yahudi Masehi mulai digunakan di Amerika Serikat pada permulaan era 1970-an oleh para pemeluk baru agama Kristen injili, yang menganjurkan para pemeluk baru ini untuk lebih bangga akan asal-usul dan warisan keyahudian mereka.
Dengan demikian, penginjilan terhadap orang Yahudi adalah inti dari mazhab Yahudi Masehi.
Mazhab Yahudi Masehi, kendati mengusung gagasan tentang suatu mazhab mandiri yang beranggotakan pemeluk baru dari kalangan Yahudi, tetaplah merupakan buah dari gerakan misi, dan ikatan ini tidak pernah putus. Kemuncuan Yahudi Masehi dalam banyak hal merupakan hasil logis dari ideologi dan retorika gerakan misi untuk menginjili orang Yahudi maupun dukungan awal yang diberikannya kepada berbagai bentuk ekspresi Kristen Ibrani. Gerakan misi telah menggembar-gemborkan pesan bahwa orang Yahudi yang sudah memeluk agama Kristen tidaklah mengkhianati warisan leluhur dan bahkan iman mereka tetapi sesungguhnya justru menggenapi keyahudian mereka dengan memeluk agama Kristen. Lembaga-lembaga misi juga menganjurkan gagasan dispensasionalis bahwasanya Gereja sama dengan kumpulan orang beriman Kristen sejati, dan bahwasanya umat Kristen ditandai oleh penerimaan mereka terhadap Yesus selaku Juru Selamat pribadi mereka dan bukan oleh keterikatan mereka pada denominasi tertentu, liturgi tertentu, atau cara sembahyang tertentu. Lembaga-lembaga misi telah memasang lambang-lambang agama Yahudi pada bangunan-bangunan serta buku-buku mereka, dan menamai markas-markas mereka dengan nama-nama Ibrani semisal Emanuel atau Bet Sar Syalom. Tulisan-tulisan terbitan lembaga misi memuat lambang-lambang dan amalan-amalan khas agama Yahudi semisal menyalakan menorah. Sekalipun para misionaris yang diutus kepada orang-orang Yahudi merasa khawatir saat pertama kali bersentuhan dengan gerakan Yahudi Masehi yang lebih nekat dan mandiri itu, justru merekalah yang bertanggung jawab memprakarsai dan secara tidak langsung melahirkannya. Ideologi, retorika, dan lambang-lambang yang mereka pakai dari generasi ke generasi melatarbelakangi munculnya sebuah gerakan baru yang oleh para misionaris mula-mula ditolak karena dianggap kebablasan, tetapi kemudian diterima bahkan dirangkul.